Trump menjanjikan kerja sama erat bidang ekonomi dan militer dengan Brasil
Rakyat Brasil memilih Jair Bolsonaro, tokoh ekstrem kanan, sebagai
presiden baru mereka. Mantan kapten tentara tersebut memenangkan
pemilihan presiden dengan cara-cara meyakinkan, merayu pemilih dengan
janji memberantas korupsi, dan mengobarkan perang dengan kartel narkoba.
Dalam
pemilihan umum (pemilu) putaran kedua, Ahad (28/10), Bolsonaro meraih
55,2 persen melawan kandidat dari kelompok kiri, Fernando Haddad, yang
mendapatkan 44,8 persen. Tim masa transisinya berencana untuk segera
bertemu dengan Presiden Brasil Michel Temer. Mereka akan memulai
melakukan transisi sebelum Bolsonora dilantik pada 1 Januari 2019.
Kemenangan
Bolsonaro ini menghadirkan tentara kembali dalam politik praktis.
Angkatan Bersenjata Brasil sempat mengusai Brasil selama beberapa dekade
dari 1964 sampai 1985. Beberapa pensiunan jenderal akan menjadi menteri
dan penasihat Bolsonaro.
"Anda semua menjadi saksi saya
untuk mempertahankan konstitusi negeri ini, atas nama kebebasan dan
Tuhan," kata Bolsonaro di akun media sosial
Facebook-nya setelah dinyatakan menang, Senin (29/10).
Bolsonaro
seorang pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang
lantang. Ia berjanji akan mengembalikan kejayaan ekonomi Brasil. Ia juga
berjanji akan merombak prioritas diplomatik yang lebih setengah dekade
dikuasai ideologi kiri.
Bolsonaro berjanji akan
menghancurkan seluruh oposisi politiknya yang kebanyakan dari kalangan
kiri. Ia juga memiliki sejarah buruk dengan mencela dan melecehkan
kelompok minoritas dan perempuan.
Naiknya mantan anggota
kongres berusia 63 tahun ini didorong oleh penolakan rakyat terhadap
Partai Pekerja yang sudah menguasai Brasil selama 13 dari 15 tahun
terakhir. Mereka diturunkan dua tahun yang lalu setelah terjadi resesi
berkepanjangan dan skandal gratifikasi.
Ribuan pendukung
Bolsonaro bersorak dan menyalakan kembali api di luar kediamannya di Rio
de Janeiro. Para investor juga bersorak atas kemenangan Bolsonaro ini
dan lega karena ia berhasil menjauhkan Partai Pekerja dari kekuasaan.
Mereka berharap ia dapat mereformasi perekonomian Brasil.
"Saya
tidak mengidolakan Bolsonaro dan saya tidak tahu apakah dia akan
memerintah dengan baik, tetapi kami harap ia bekerja dengan baik. Rakyat
ingin Partai Pekerja keluar. Mereka tidak sanggup lagi menerima
korupsi," kata salah satu pendukung Bolsonaro, Tatiana Cunha (39 tahun),
yang bekerja sebagai analis sistem.
Bolsonaro berjanji
akan memotong birokrasi perdagangan. Ia mengatakan akan berkomitmen
memperbaiki perekonomian Brasil dan mengurangi defisit anggaran
pemerintah.
Sepertinya, pasar juga ikut senang dengan
kemenangan Bolsonaro ini. Nilai mata uang Brasil naik 10 persen
dibandingkan dengan dolar AS sejak 30 hari terakhir ketika Bolsonaro
dipastikan menang. Indeks Bursa Bovespa naik 13,5 persen sejak
pertengahan September lalu.
Investor cukup senang dengan
pilihan Bolsonaro. Ia memilih ekonom dari Universitas Chicago dan bankir
investasi Paulo Guedes sebagai menteri keuangannya. Guedes ingin
memprivatisasi berbagai perusahaan negara.
Ia mengatakan,
dalam satu tahun pertama, pemerintahan yang baru akan mencoba untuk
menghapus anggaran yang tidak berkesinambungan. Caranya dengan
mengurangi pajak dan menciptakan 10 juta lapangan kerja. Guedes
mengatakan, lapangan kerja dapat diciptakan jika pajak upah pekerja
dapat dipotong. Ia yakin kebijakan baru tersebut akan meningkatkan
investasi di sektor infrastruktur.
Trump ucapkan selamat
Trump
sudah menelepon Bolsonaro dan mengucapkan selamat kepadanya melalui
sambungan telepon, Ahad. Presiden AS ke-45 tersebut juga mengatakan
ingin meningkatkan hubungan politik dua perekonomian terbesar di Benua
Amerika tersebut.
Kini keduanya menjadi pemimpin dari
kelompok konservatif yang mengubah tatanan politik negara mereka
masing-masing. "Kami sepakat bahwa Brasil dan Amerika Serikat akan
bekerja lebih erat dalam perdagangan, militer, dan bidang lainnya,"
cicit Trump di akun
Twitter-nya.
Trump sudah
mengungkapkan niatnya bekerja sama dengan Bolsonaro. "Keduanya
mengungkapkan komitmen yang kuat untuk berdampingan bekerja sama
meningkatkan taraf kehidupan rakyat Amerika dan Brasil," kata Juru
Bicara Gedung Putih Sarah Huckabee.
Kemenangan Bolsonaro
ini menjadi peringatan bagi seluruh dunia tentang semakin banyaknya
pemimpin-pemimpin yang menggunakan slogan antidemokrasi untuk
memenangkan pemilihan. Beberapa pemimpin negara yang juga berasal dari
kelompok konservatif sudah memberikan selamat dan dukungannya kepada
Bolsonaro.
Selain Trump, pemimpin-pemimpin negara Amerika
Selatan yang berasal dari kelompok ultrakonservatif juga mengungkapkan
keinginan mereka berkerja sama dengan Bolsonaro. Mereka antara lain
Presiden Argentina Mauricio Macri yang mengucapkan selamat melalui akun
media sosial
Twitter miliknya.
"Saya berharap dapat bekerja sama untuk kebaikan hubungan negara kami dan kesejahteraan rakyat Argetina dan Brasil," kata Macri.
Begitu
pula dengan Presiden Cile Sebastian Pinera yang berasal dari kelompok
ultrakonservatif. Ia memberikan ucapakan selamat kepada rakyat Brasil
yang telah menggelar pemilihan presiden dengan demokratis dan bersih.
"Saya
yakin kami akan bekerja sama dengan visi dan kekuatan menuju masa depan
yang mendukung integrasi dan kesejahteraan rakyat kami," tulis Pinera
di akun media sosial
Twitter-nya.
Banyak warga
Brasil yang menyuarakan kekhawatiran mereka atas kemenangan Bolsonaro,
terutama terkait hak asasi manusia, pembatasan kebebasan sipil, dan
kebebasan berbicara. Rakyat Brasil khawatir Bolsonaro akan mencederai
demokrasi dan mengubah Brasil menjadi radikal.