Para biarawan dan pendeta memprotes kebijakan Israel.
CB,
YERUSALEM -- Organisasi perjuangan Palestina, Hamas mengutuk tindakan
polisi Israel yang menahan sekelompok pendeta Kristen Koptik di
Yerusalem karena menolak pendudukan tanah rakyat Palestina. Juru Bicara
Hamas, Hazem Qasem mengatakan sikap polisi Israel ini jelas mencerminkan
kebrutalan dan sikap rasis, sebagai upaya Israel mendiskriminasi
kelompok non-Yahudi.
"Seluruh bentuk dukungan manipulatif Israel dan sikap rasisnya di
Yerusalem tidak akan mengubah fakta sejarah. Bagi rakyat Palestina akan
terus melanjutkan perjuangan mereka melawan pendudukan Israel sampai
membebaskan tanah dan tempat suci mereka," kata Hazem Qasem dilansir
dari
Palinfo.com, Kamis (25/10).
Polisi Israel
membubarkan aksi biarawan Kristen Koptik di sekitar kawasan gereja suci
Holy Sepulchre di Yerusalem. Para biarawan dan pendeta Koptik ini
memprotes kebijakan pemerintah Israel merestorasi area ibadah Yahudi
yang bersebelahan dengan area biara.
"Polisi menyerang dan memaksa kami meninggalkan daerah itu," kata Juru Bicara Gereja Orthodok Koptik Almark Al Orshalimy.
Orshalimy
mengatakan beberapa biarawan terluka akibat penyerangan tersebut.
Sementara biarawan yang lain ditangkap dan ditahan. Beberapa dari mereka
menahan pendeta Koptik dengan memborgolnya di tanah, sedangkan polisi
Israel lain mengusir jamaah dari area gereja melalui pintu yang lain.
Aksi
penolakan para pendeta dan biarawan Koptik telah berlangsung sejak
Selasa (23/10). Aksi tersebut dilakukan untuk menolak masuknya pekerja
konstruksi area ibadah Yahudi ke wilayah gereja Koptik mencapai area
Deir as-Sultan. Namun petugas polisi Israel akhirnya membubarkan para
pendeta Koptik ini dan menahan sebagian yang lain.