Paket bom menyasar para pengkritik Donald Trump.
CB,
WASHINGTON -- Otoritas Amerika Serikat melakukan pencarian terhadap
tersangka dalam kasus pengiriman paket bom yang ditujukan kepada pejabat
tinggi partai Demokrat, Kamis (25/10).
Kejadian yang disebut sebagai aksi terorisme itu meningkatkan
ketegangan di negara yang telah terpolarisasi menjelang pemilihan yang
akan diadakan dalam dua minggu ke depan. Setidaknya delapan paket
mencurigakan berhasil dicegah sebelum dapat mencapai penerima yang
dituju, termasuk mantan Presiden AS Barack Obama, mantan Menteri Luar
Negeri dan kandidat Presiden Hillary Clinton, serta Jaksa Agung
administrasi Obama, Eric Holder.
Mantan Direktur Badan
Intelijen AS (CIA) John Brennan, penyumbang terkemuka partai Demokrat
George Soros, dan anggota kongres negara bagian California Maxine
Waters, yang juga dikenal atas kritik terang-terangan terhadap Presiden
Donald Trump, juga dilaporkan menjadi target dari kiriman paket
tersebut. Seluruh target diyakini sering menjadi target fitnah dari para
kritik sayap kanan.
Ancaman bom itu memperberat ketegangan
menjelang pemilihan yang akan diselenggarakan pada 6 November.
Pemilihan itu akan menjadi momen penentu apakah partai Demokrat akan
menguasai satu atau kedua majelis Kongres dari partai Republik.
Delapan
paket tersebut berhasil diadang sebelum meledak dan tidak ada korban
dalam kejadian ini. Tidak ada klaim langsung dari pihak yang bertanggung
jawab.
Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Christopher
Wray mengatakan bahwa Satuan Tugas untuk terorisme, yang termasuk
agensi penegak hukum lokal, negara bagian dan federal akan terus
berusaha untuk mengidentifikasi dan menangkap siapapun yang bertanggung
jawab atas pengiriman paket-paket itu. Beberapa politikus, termasuk
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Wali Kota New York Bill de
Blasio menjelaskan kejadian tersebut sebagai aksi terorisme.
Penyelidik
juga berusaha melacak paket mencurigakan lain yang diyakini ditujukan
kepada Wakil Presiden administrasi Obama, Joe Biden, kata seorang
petugas federal sebagaimana dikutip
Reuters. Biro pemberitaan
CNN
di New York juga dilaporkan menerima sebuah paket yang ditujukan kepada
Brennan, seorang analis CNN yang pernah tampil di layar kaca. Oleh
karena itu, polisi akhirnya mengevakuasi penghuni gedung Time Warner
yang terletak di sebuah area yang ramai di Manhattan, berdekatan dengan
Central Park.
Komisaris Polisi James O'Neill mengatakan
bahwa paket itu berisikan bubuk berwarna putih yang kini sedang melalui
proses analisis oleh ahli. Beberapa pemimpin partai Demokrat langsung
menuduh Presiden Trump, mengatakan bahwa ia menyalakan potensi kekerasan
politik dengan sering berpartisipasi dalam retorika pedas
hiper-partisan.
Pada pidato politiknya di Wisconsin, Rabu
(24/10), Presiden Trump mengatakan bahwa pemerintahannya akan menjalani
investigasi yang agresif.
"Segala bentuk aksi atau ancaman
kekerasan politik merupakan serangan terhadap demokrasi kita sendiri,"
katanya. "Kita menginginkan semua pihak untuk dapat bersatu dengan damai
dan harmonis."
Ia juga mengatakan bahwa media memiliki
tanggung jawab untuk menghentikan kebencian yang terus menerus, serta
serangan dan berita palsu. Para pemimpin partai Demokrat dalam Kongres
menganggap permintaan Trump untuk mewujudkan kesatuan tidak meyakinkan,
terkait pernyataannya di masa lampau yang membenarkan tindakan-tindakan
kekerasan.
Paket pertama, yang muncul pada Senin, ditujukan
kepada George Soros, seorang miliuner dan advokat liberal yang
seringkali menjadi target teori konspirasi sayap kanan. Sementara paket
yang ditujukan kepada Eric Holder dikirimkan ke alamat pengembalian yang
tertera di paket itu sendiri. Menurut pernyataan FBI, alamat
pengembalian itu ditujukan ke kantor Perwakilan AS Debbie Wasserman
Schultz di Florida. Sebelumnya, Debbie pernah memimpin Komite Nasional
Demokratik.
Dua paket serupa, dilaporkan FBI, ditujukan
kepada anggota kongres negara bagian California Maxine Waters. Paket
lain berisikan amplop coklat dengan plastik gelembung atau 'bubble-wrap'
di dalamnya diyakini berisikan alat dengan potensi destruktif.
Masing-masing paket dibubuhkan label alamat yang dicetak dengan komputer
dan enam perangko 'Forever'.
Petugas lainnya mengatakan
bahwa alat yang ada di dalam amplop-amplop itu mirip dengan yang
ditemukan di rumah Soros yang kemudian diledakkan oleh aparat
kepolisian. Setidaknya satu buah bom diisi penuh dengan pecahan-pecahan
kaca.
Dinas Rahasia AS mencegat paket-paket yang ditujukan
pada mantan Presiden Barack Obama di rumahnya di Washington, serta calon
presiden AS dari partai Demokrat di pemilihan 2016 Hillary Clinton di
rumah nya di negara bagian New York.
Paket untuk Clinton
ditemukan pada Selasa malam. Sementara yang ditujukan pada Obama
ditemukan pada Rabu pagi. Hal itu ditemukan saat pemeriksaan rutin
terhadap paket kiriman, tanpa adanya risiko langsung terhadap Obama dan
Clinton, demikian dilaporkan Dinas Rahasia AS, sebagaimana dikutip oleh
Reuters.