Sekitar 1 juta Muslim Uighur ditahan oleh pemerintah Cina dengan dalih pendidikan.
CB,
CANBERRA -- Menurut keterangan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan
Australia (DFAT), tiga warga Australia ditahan dan dibebaskan dari kamp
penataran politik Cina di provinsi Xinjiang pada tahun lalu.
"Kami
baru tahu tentang hal itu setelah mereka meninggalkan Xinjiang," kata
Graham Fletcher, kepala divisi Asia Utara DFAT, kepada Komite Perwakilan
Senat di Canberra pada Kamis (25/10).
"Mereka bertiga sekarang kembali ke Australia jadi mereka baik-baik saja."
Sejumlah sumber dari Pemerintah Australia mengatakan kepada
ABC
bahwa beberapa warga Uighur yang tinggal di Australia, tetapi bukan
warga negara Australia, juga telah ditahan di Xinjiang. Tidak jelas
berapa banyak dari mereka yang masih dalam tahanan, dan identitas mereka
belum diumumkan.
Menurut beberapa laporan tahun
ini, sebanyak 1 juta Muslim Uighur diperkirakan telah ditahan di
kamp-kamp di Xinjiang ketika Cina meningkatkan upaya untuk mengendalikan
populasi Uighur. Australia adalah rumah bagi komunitas Uighur yang
kekerabatannya erat dari sekitar 600 keluarga, dengan populasi gabungan
lebih dari 3.000 orang.
Sebagian besar warga Uighur
tinggal di Adelaide, dengan minoritas Muslim lainnya yang juga menjadi
target dari tindakan keras itu. Para pejabat Australia telah menurunkan
beberapa permintaan bantuan dari penduduk Australia yang khawatir akan
hilangnya sanak keluarga mereka di Xinjiang.
Fletcher
mengatakan bahwa para diplomat telah menghubungi Beijing atas nama dua
orang: satu orang yang kehilangan kontak dengan satu anggota keluarga,
dan lainnya yang mencari sekitar 20 teman dan kerabat. Canberra
mengatakan pihaknya telah menyerahkan nama dan lokasi dari orang-orang
yang tak bisa menjangkau Pemerintah Cina.
"Tanggapannya adalah kami tidak memberikan informasi yang cukup," kata Fletcher.
"Saya pikir kami perlu mempertimbangkan tindakan apa, jika ada, yang siap diambil sebagai langkah selanjutnya."
Photo: PBB memperkirakan 1 juta warga Uighur telah ditahan dalam kamp penataran politik. (Reuters: Thomas Peter)
Cina larang diplomat Australia masuk ke Xinjiang
Fletcher
mengatakan laporan yang menyebut bahwa mitra dagang terbesar Australia
itu menahan hingga 1 juta Muslim Uighur di kamp-kamp penataran politik
benar-benar "kredibel" tetapi tidak jelas apa yang terjadi di Xinjiang.
"Tampaknya ada insiden penahanan individu untuk penataran dan
indoktrinasi yang cukup besar," katanya.
"Mereka
menyebutnya pelatihan kejuruan dan terus terang kami tidak cukup tahu
apakah itu bisa disebut sebagai elemen di dalamnya tetapi hal itu
tampaknya dirancang untuk mendorong prioritas pemerintah Cina dalam
kaitannya dengan hubungan etnis di Xinjiang [dan] tatanan sipil. "
Menurut
Fletcher, Cina mencegah warga Australia dan diplomat asing lainnya
untuk mengamati situasi tersebut. Terakhir kali pejabat Australia
bepergian ke provinsi di barat laut Cina itu pada awal 2017.
Sejak
saat itu, Fletcher mengatakan, sejumlah permintaan untuk mengunjungi
provinsi tersebut telah ditolak. "Kami telah menyampaikan ketertarikan
kami untuk mengunjungi Xinjiang kepada Cina, di tingkat nasional,"
katanya.
"Kami terus mencari persetujuan."
Sebagai tanggapan atas permintaan untuk memberi komentar, Kedutaan Besar Cina di Australia merujuk
ABC
ke wawancara media milik Pemerintah Cina di mana di dalamnya seorang
pejabat tinggi pemerintah Xinjiang membela kamp tersebut sebagai "pusat
pelatihan kejuruan".
Cina telah berulang kali
mengatakan, langkah-langkah yang diambil di Xinjiang dirancang untuk
menumpas "ekstremisme, terorisme, dan separatisme" di antara komunitas
Uighur.
Photo: Sebuah layar yang menampilkan Presiden Cina, Xi Jinping, di Hotan, kawasan barat Xinjiang. (AP: Ng Han Guan, File)