GAZA
- Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh pasukan Iran di Suriah
sebagai dalang serangan 34 roket milisi Gaza terhadap wilayah Israel
selatan. Serangan dari Jumat hingga Sabtu pagi itu ditanggapi IDF dengan
serangan jet tempur terhadap 87 target di Gaza.
IDF juga menyatakan Hamas sebagai penguasa Jalur Gaza bertanggung jawab atas setiap serangan yang muncul dari wilayah Palestina tersebut. Argumen tersebut dijadikan dalih Tel Aviv untuk membenarkan serangannya dengan menargetkan basis-basis Hamas.
Sejauh ini kelompok Jihad Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan puluhan roket tersebut. Belum jelas apakah serangan itu dikoordinasikan oleh Hamas atau tidak.
Militer Tel Aviv sebelumnya menyatakan sistem pertahanan rudal Iron Dome menghalau sekitar 13 roket yang ditembakkan dari Gaza.
"Peristiwa Jumat malam, di mana lebih dari 30 roket diluncurkan ke Israel dari Gaza, dipimpin oleh Jihad Islam dengan panduan yang jelas dari pasukan Quds Iran dan Garda Revolusi-nya di Suriah," kata IDF melalui juru bicaranya, Brigadir Jenderal Ronen Manelis, pada Sabtu (27/10/2018) yang dilansir Haaretz.
"Seluruh insiden berada di bawah bimbingan Iran melalui pasukan Quds yang memimpin serangan," lanjut IDF.
Manelis mengatakan bahwa peristiwa Jumat malam mencerminkan hubungan antara berbagai ancaman terhadap Israel, yang dipimpin oleh Iran. "IDF memprioritaskan Iran dan permukimannya di Suriah, serta Hizbullah, keamanan penduduk Yudea dan Samaria dan permukiman Israel di dekat perbatasan Gaza dan perang melawan ISIS," kata Manelis.
Serangan militer Israel juga menghantam Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza. Bangunan RS rusak.
Menurut laporan Reuters, konfrontasi Gaza dan Israel ini merupakan yang terbesar sejak Agustus lalu.
Belum ada laporan soal korban jiwa maupun luka dalam konfrontasi ini, termasuk korban dari serangan terhadap RS Indonesia di Gaza. Konflik memanas setelah Israel membunuh lima warga Palestina, empat di antaranya berlangsung saat demo minggu di perbatasan Gaza-Israel pada hari Jumat.
IDF juga menyatakan Hamas sebagai penguasa Jalur Gaza bertanggung jawab atas setiap serangan yang muncul dari wilayah Palestina tersebut. Argumen tersebut dijadikan dalih Tel Aviv untuk membenarkan serangannya dengan menargetkan basis-basis Hamas.
Sejauh ini kelompok Jihad Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan puluhan roket tersebut. Belum jelas apakah serangan itu dikoordinasikan oleh Hamas atau tidak.
Militer Tel Aviv sebelumnya menyatakan sistem pertahanan rudal Iron Dome menghalau sekitar 13 roket yang ditembakkan dari Gaza.
"Peristiwa Jumat malam, di mana lebih dari 30 roket diluncurkan ke Israel dari Gaza, dipimpin oleh Jihad Islam dengan panduan yang jelas dari pasukan Quds Iran dan Garda Revolusi-nya di Suriah," kata IDF melalui juru bicaranya, Brigadir Jenderal Ronen Manelis, pada Sabtu (27/10/2018) yang dilansir Haaretz.
"Seluruh insiden berada di bawah bimbingan Iran melalui pasukan Quds yang memimpin serangan," lanjut IDF.
Manelis mengatakan bahwa peristiwa Jumat malam mencerminkan hubungan antara berbagai ancaman terhadap Israel, yang dipimpin oleh Iran. "IDF memprioritaskan Iran dan permukimannya di Suriah, serta Hizbullah, keamanan penduduk Yudea dan Samaria dan permukiman Israel di dekat perbatasan Gaza dan perang melawan ISIS," kata Manelis.
Serangan militer Israel juga menghantam Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza. Bangunan RS rusak.
Menurut laporan Reuters, konfrontasi Gaza dan Israel ini merupakan yang terbesar sejak Agustus lalu.
Belum ada laporan soal korban jiwa maupun luka dalam konfrontasi ini, termasuk korban dari serangan terhadap RS Indonesia di Gaza. Konflik memanas setelah Israel membunuh lima warga Palestina, empat di antaranya berlangsung saat demo minggu di perbatasan Gaza-Israel pada hari Jumat.
RS Indonesia Digempur Israel
RS Indonesia yang digempur Israel berada di Bayt Lahiya, utara Gaza. Beberapa foto yang beredar menunjukkan bangunan medis itu mengalami kerusakan cukup parah. Video yang beredar juga menunjukkan kepanikan para pasien dan staf medis.
Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), sebuah lembaga Islam untuk bantuan kesehatan, dalam pernyataan pers-nya mengatakan sekitar lima roket jatuh tidak jauh dari lokasi RS Indonesia.
"Dentuman keras kelima roket tersebut menyebabkan guncangan keras di area sekitar, bahkan mengakibatkan kerusakan di beberapa bagian RS Indonesia," bunyi pernyataan MER-C.
Dalam siaran pers tersebut, Reza Aldilla Kurniawan; seorang relawan MER-C, merinci kerusakan yang dialami bangunan RS. Di antaranya, kantor administrasi, toilet, koridor, ICU, dan fasilitas lain.
Reza mengaku sedang berada di dalam bangunan Wisma Rakyat Indonesia yang terletak di belakang RS Indonesia ketika serangan Israel terjadi. "Guncangan besar sekali, debu-debu jatuh dari atap. Saya langsung keluar dari wisma dan melihat kondisi Rumah Sakit Indonesia mengalami kerusakan di beberapa bagian," katanya.
Menurutnya, para pasien sudah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
Akun Twitter @lummideast merilis video yang menunjukkan kerusakan di RS Indonesia di Gaza. "Video menunjukkan kerusakan yang diderita oleh Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara, karena F-16 Israel menargetkan gedung yang berdekatan," tulis akun tersebut dengan melampirkan video.
Credit sindonews.com