JAKARTA
- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berharap
agar perjanjian senjata nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat (AS)
dipertahankan. Perjanjian bernama Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) itu terancam runtuh karena Washington akan menarik diri.
"Tentu itu sebuah upaya kita semua untuk menahan adanya proliferasi nuklir, kita harapkan agar negara-negara nuklir mengambil langkah, bukan hanya untuk proliferasi, tapi juga mengambil langkah untuk menjaga perdamaian di kawasan," kata juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, Kamis (25/10/2018).
Sebelumnya, Kremlin menyatakan penarikan diri AS dari perjanjian INF sebagai langkah yang sangat berbahaya. Kremlin menyebut, langkah Washington itu sama saja dengan deklarasi untuk memulai kembali perlombaan senjata.
"Ini adalah niat yang sangat berbahaya. Efektif, ini merupakan pengumuman rencana untuk terlibat dalam perlombaan senjata dengan meningkatkan persenjataan yang sesuai," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov memastikan Rusia akan merespons langkah AS tersebut untuk menjamin kepentingan keamanan nasionalnya.
"Tentu itu sebuah upaya kita semua untuk menahan adanya proliferasi nuklir, kita harapkan agar negara-negara nuklir mengambil langkah, bukan hanya untuk proliferasi, tapi juga mengambil langkah untuk menjaga perdamaian di kawasan," kata juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, Kamis (25/10/2018).
Sebelumnya, Kremlin menyatakan penarikan diri AS dari perjanjian INF sebagai langkah yang sangat berbahaya. Kremlin menyebut, langkah Washington itu sama saja dengan deklarasi untuk memulai kembali perlombaan senjata.
"Ini adalah niat yang sangat berbahaya. Efektif, ini merupakan pengumuman rencana untuk terlibat dalam perlombaan senjata dengan meningkatkan persenjataan yang sesuai," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov memastikan Rusia akan merespons langkah AS tersebut untuk menjamin kepentingan keamanan nasionalnya.
Menurut
Peskov, dalam pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton, disampaikan bahwa AS akan
menyampaikan prosedur formal yang relevan untuk membatalkan perjanjian
yang sudah berusia puluhan tahun dalam waktu dekat.
Credit sindonews.com