PM Cina dan PM Jepang bertemu membahas perang dagang.
CB,
BEIJING -- Perdana Menteri Cina Li Keqiang mengatakan Cina dan Jepang
harus melindungi pasar bebas dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi
global. Hal itu Li ungkapkan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri
Jepang Shinzo Abe yang mengunjungi Beijing untuk membahas perang dagang
antara Cina dengan Amerika Serikat (AS).
"Kami berharap kedua belah pihak bekerja keras mempromosikan
kedamaian kawasan, melindungi multilateralisme dan pasar bebas, dan
menjadi poros stabilitas dan momentum ini tidak hanya milik Asia tapi
juga seluruh dunia," kata Li dalam pidatonya Aula Besar Rakyat di
Beijing, Jumat (26/10).
Kedatangan Abe selama tiga hari di
Cina untuk melebarkan cakupan kerja sama antara dua perekonomian
terbesar di Asia. Kunjungan itu juga untuk mendorong kepercayaan
antarkedua belah pihak yang sangat rapuh setelah kedua negara
memperbaiki hubungan mereka pada 1972.
Abe tiba beberapa
jam lebih awal dalam pertemuan bilateral pertamanya dengan Cina sejak
tujuh tahun yang lalu. Abe mengatakan dua negara memainkan peran yang
sangat penting dalam pembangunan ekonomi tidak hanya di Asia juga dunia.
Pada beberapa tahun terakhir Cina telah melampaui Jepang
sebagai perekonomian terbesar di Asia. Mereka juga mengancam dominasi AS
sebagai perekonomian terbesar di dunia. Membuat Negeri Paman Sam
tersebut berusaha menggoyang perekonomian mereka dan memicu perang
dagang. Sementara, Jepang juga memiliki permasalahan di sektor
perdagangan dengan AS.
Walaupun Jepang cukup khawatir
dengan semakin kuatnya kekuatan Angkatan Laut Cina, tapi Jepang juga
ingin mempererat kerja sama ekonomi dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Di satu sisi mereka juga harus menjalin hubungan tersebut tanpa
mengganggu hubungan mereka dengan AS.
Hubungan Abe dengan
Cina tidak selalu mulus, ia pernah berkonflik dengan para pemimpin Cina
pada 2012 ketika Jepang-Cina memperebutkan pulau-pulau di Laut Timur
Cina. Ia sudah berkali-kali bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping
pertama kali mereka bertemu pada tahun 2014 lalu.
Tapi
pertemuannya dengan Xi kali ini akan menjadi pertemuan pertama hubungan
Cina-Jepang sejak 2011. Kedua negara yang bertetangga tersebut akan
menandatangani 50 MoU baru. Perjanjian tersebut mencakup sektor energi,
kesehatan, finansial, sampai otomotif.
"Kami ingin
mendorong kerja sama dengan negara ketiga dalam bagian Belt and Road
initiative dan meningkatkan kerja sama bilateral ke tahap yang lebih
tinggi lagi," kata Li.