Korut tegaskan komitmennya untuk denuklirisasi.
CB,
PYONGYANG – Pemerintah Korea Utara (Korut) tidak akan mengharapkan
Amerika Serikat (AS) mendeklarasikan akhir perang terhadapnya jika
Washington tidak menginginkannya. Hal itu disampaikan media pemerintah
Korut,
Korean Central News Agency (KCNA), pada Selasa (2/10).
“Sekarang Korut dan AS bercita-cita, setelah pembentukan hubungan
baru dalam semangat pernyataan bersama pada 12 Juni untuk mengakhiri
hubungan agresif di antara mereka,” kata
KCNA dalam siarannya dengan menggunakan bahasa Inggris, dikutip laman kantor berita Korea Selatan (Korsel),
Yonhap.
“Tapi jika AS tidak ingin berakhirnya perang, Korut juga tidak akan terlalu berharap untuk hal itu,” kata
KCNA menambahkan.
Menteri
Luar Negeri Korut RI Yong-ho telah menyatakan negaranya berkomitmen
kuat untuk melakukan denuklirisasi. Namun, proses tersebut membutuhkan
kepercayaan penuh dari AS. “Tanpa kepercayaan AS, tidak akan ada
kepercayaan pada keamanan nasional kita. Komitmen Pemerintah Korut
terhadap denuklirisasi adalah solid dan tegas,” ujar Ri ketika berbicara
di Majelis Umum PBB akhir pekan lalu.
Ia mengatakan
negaranya telah mengambil langkah-langkah signifikan tahun lalu dalam
rangka merampungkan proses denuklirisasi. Adapun langkah yang diambil
antara lain menghentikan uji coba nuklir dan rudal, membongkar tempat
uji coba nuklir, dan bersumpah tidak akan mengembangkan senjata serta
teknologi nuklir. “Namun kami tidak melihat respons yang sesuai dari
AS,” ujar Ri.
Menurutnya, AS selalu bersikeras dengan
‘denuklirisasi-pertama’ dan meningkatkan tekanan berupa sanksi terhadap
negaranya. Ia mengaku menyayangkan sikap AS tersebut. “Kunci untuk
mengonsolidasikan perdamaina dan keamanan di Semenanjung Korea adalah
benar-benar menerapkan pernyataan bersama Korut-AS yang diadopsi pada
Juni di pertemuan puncak di Singapura,” ucap Ri.
Presiden
AS Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un telah bertemu
di Singapura pada 12 Juni. Itu merupakan pertemuan perdana keduanya
setelah kerap terlibat aksi saling ancam dan kecam.
Seusai
pertemuan itu, terdapat empat hal yang disepakati Trump dan Kim. Pertama
Korut dan AS setuju menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian.
Kedua, baik AS maupun Korut setuju untuk membangun rezim yang stabil di
Semenanjung Korea.
Ketiga, mengacu pada Deklarasi
Panmunjeom (hasil KTT Korut-Korsel), Korut menyatakan berkomitmen
melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea. Kemudian
terakhir, kedua negara sepakat memulangkan tahanan perang atau tentara
yang dinyatakan hilang yang telah teridentifikasi.
Kendati
telah menghasilkan kesepakatan, AS menyatakan sanksi terhadap Korut tak
akan dicabut. Sanksi baru akan dilepaskan ketika negara tersebut
melakukan denuklirisasi secara penuh dan dapat diverifikasi.