Ilustrasi (REUTERS/Rodi Said)
Jakarta, CB -- Mozambik akan mengadili 180 warga negara lokal dan asing yang dituduh terlibat dalam serangan Islam mematikan di utara provinsi Cabo Delgado, seperti diungkap oleh sumber AFP.
Selama setahun terakhir, serangan militan Islam yang memperjuangkan pelaksanaan hukum Syariah di provinsi itu terus meningkat. Lebih dari 50 orang telah tewas dalam serangan senjata, granat dan pisau. Provinsi Cabo Delgado merupakan wilayah mayoritas muslim di negara itu.
Persidangan ini akan jadi yang pertama sejak militan itu pertama kali melakukan serangan tahun lalu. Peradilan ini akan dilakukan di lokasi dimana tempat ratusan tersangka militan ditahan di Pemba, ibukota provinsi Cabo Delgado, seperti diungkap sebuah sumber pengadilan, Selasa (3/10).
Selama setahun terakhir, serangan militan Islam yang memperjuangkan pelaksanaan hukum Syariah di provinsi itu terus meningkat. Lebih dari 50 orang telah tewas dalam serangan senjata, granat dan pisau. Provinsi Cabo Delgado merupakan wilayah mayoritas muslim di negara itu.
Persidangan ini akan jadi yang pertama sejak militan itu pertama kali melakukan serangan tahun lalu. Peradilan ini akan dilakukan di lokasi dimana tempat ratusan tersangka militan ditahan di Pemba, ibukota provinsi Cabo Delgado, seperti diungkap sebuah sumber pengadilan, Selasa (3/10).
Di antara terdakwa terdapat 5O warga dari negara tetangga Tanzania.
"Ini hanya kelompok pertama yang diadili di antara ratusan tahanan," kata sumber polisi.
Para penyerang diyakini telah melancarkan serangan pertama mereka di sebuah kantor polisi dan pos militer di kota Mocimboa da Praia pada Oktober 2017. Dua petugas tewas dan 14 penyerang tewas.
Ketika serangan menyebar ke seluruh provinsi, ratusan Muslim ditangkap. Beberapa dari mereka adalah orang Tanzania. Hal ini juga memaksa beberapa ditutup.
Serangan besar terakhir dilakukan dua minggu lalu dan menyebabkan 12 penduduk desa tewas sementara 14 lannya terluka.
Juni lalu ketika mengunjungi salah satu daerah yang paling parah terkena serangan, Presiden Filipe Nyusi berjanji bahwa pasukan keamanan akan melakukan tindakan "tegas dan kejam" untuk mengejar para jihadis.
"Para terdakwa tidak dituduh sebagai teroris karena pada saat serangan, masih belum ada undang-undang melawan terorisme di Mozambik," kata jaksa penuntut umum.
Undang-undang anti-terorisme disahkan pada bulan April tahun ini. Siapa pun yang ditahan setelah undang-undang baru akan diadili di bawah undang-undang, yang memungkinkan hukuman yang lebih berat.
Para penyerang ini dinamai Al-Shabaab oleh penduduk setempat dan pihak berwenang. Meskipun militan ini tidak berkaitan dengan Islamis Somalia itu. Para militan selama ini juga tidak mengeluarkan klaim tanggung jawab tertentu atas serangannya atau menyerukan tuntutan.
Serangan itu telah mengguncang rencana untuk melakukan eksploitasi gas alam besar yang ditemukan di lepas pantai Cabo Delgado.
Credit cnnindonesia.com