LONDON
- Menteri Pertahanan Inggris, Gavin Williamson mengatakan, negaranya
berdiri bersama dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu dikatakan
Williamson setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan ia akan menarik
Washington keluar dari perjanjian senjata nuklir yang sudah berusia
puluhan tahun dengan Rusia.
Williamson menyalahkan Rusia karena membahayakan perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), yang disepakati oleh AS dan Uni Soviet pada 1987, dan meminta Kremlin untuk menghormati kesepakatan tersebut.
"Sekutu dekat dan jangka panjang kami tentu saja adalah Amerika Serikat dan kami akan benar-benar tegas dengan Amerika Serikat dalam menyampaikan pesan yang jelas bahwa Rusia perlu menghormati kewajiban perjanjian yang ditandatangani," katanya seperti dilansir The Guardian dari Financial Times, Minggu (21/10/2018).
Ia menuduh Rusia telah melanggar perjanjian, dengan mengatakan Moskow telah membuat "mengolok-olok" INF.
INF ditandatangani oleh Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev dan melarang kedua negara memiliki, memproduksi atau menguji coba rudal jelajah darat dengan kisaran antara 480-5.500 km.
Trump menuduh Moskow melanggar perjanjian selama bertahun-tahun dan memperingatkan bahwa kecuali Rusia dan China, yang bukan penandatangan INF, berhenti mengembangkan atau memiliki senjata maka AS akan memulai kembali programnya sendiri.
Rusia telah dituduh mengembangkan rudal baru yang bertentangan dengan INF beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami tentu saja ingin melihat perjanjian ini terus ada tetapi itu membutuhkan dua pihak untuk berkomitmen untuk itu dan pada saat ini Anda memiliki satu pihak yang mengabaikannya," tutur Williamson.
"Ini adalah Rusia yang melanggar dan Rusia lah yang perlu kembali ke kesepakatan secara berurutan," imbuhnya.
Trump tidak merinci pelanggaran baru-baru ini terhadap pakta tersebut, meskipun pada 2017 pejabat keamanan nasional Gedung Putih mengatakan Rusia telah mengerahkan rudal jelajah yang melanggar perjanjian.
Kremlin juga dituduh melanggar perjanjian oleh pemerintahan mantan presiden Barack Obama.
"Kami tidak akan membiarkan mereka melanggar perjanjian nuklir dan pergi keluar dan membuat senjata dan kami tidak diizinkan," kata Trump.
Williamson menyalahkan Rusia karena membahayakan perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), yang disepakati oleh AS dan Uni Soviet pada 1987, dan meminta Kremlin untuk menghormati kesepakatan tersebut.
"Sekutu dekat dan jangka panjang kami tentu saja adalah Amerika Serikat dan kami akan benar-benar tegas dengan Amerika Serikat dalam menyampaikan pesan yang jelas bahwa Rusia perlu menghormati kewajiban perjanjian yang ditandatangani," katanya seperti dilansir The Guardian dari Financial Times, Minggu (21/10/2018).
Ia menuduh Rusia telah melanggar perjanjian, dengan mengatakan Moskow telah membuat "mengolok-olok" INF.
INF ditandatangani oleh Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev dan melarang kedua negara memiliki, memproduksi atau menguji coba rudal jelajah darat dengan kisaran antara 480-5.500 km.
Trump menuduh Moskow melanggar perjanjian selama bertahun-tahun dan memperingatkan bahwa kecuali Rusia dan China, yang bukan penandatangan INF, berhenti mengembangkan atau memiliki senjata maka AS akan memulai kembali programnya sendiri.
Rusia telah dituduh mengembangkan rudal baru yang bertentangan dengan INF beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami tentu saja ingin melihat perjanjian ini terus ada tetapi itu membutuhkan dua pihak untuk berkomitmen untuk itu dan pada saat ini Anda memiliki satu pihak yang mengabaikannya," tutur Williamson.
"Ini adalah Rusia yang melanggar dan Rusia lah yang perlu kembali ke kesepakatan secara berurutan," imbuhnya.
Trump tidak merinci pelanggaran baru-baru ini terhadap pakta tersebut, meskipun pada 2017 pejabat keamanan nasional Gedung Putih mengatakan Rusia telah mengerahkan rudal jelajah yang melanggar perjanjian.
Kremlin juga dituduh melanggar perjanjian oleh pemerintahan mantan presiden Barack Obama.
"Kami tidak akan membiarkan mereka melanggar perjanjian nuklir dan pergi keluar dan membuat senjata dan kami tidak diizinkan," kata Trump.
"Kita
harus mengembangkan senjata-senjata itu, kecuali Rusia datang kepada
kita dan China datang kepada kita dan mereka semua datang kepada kita
dan berkata, 'mari kita benar-benar menjadi pintar dan jangan sampai
kita mengembangkan senjata itu', tetapi jika Rusia melakukannya dan jika
China melakukannya, dan kami mematuhi perjanjian, itu tidak dapat
diterima," tegas Trump.
Penasehat keamanan nasional Trump, John Bolton, akan bertemu dengan menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan sekretaris dewan keamanan Kremlin, Nikolai Patrushev, pada kunjungan ke Moskow pada akhir pekan.
Pertemuan ini sebagai kelanjutan dari diskusi yang dimulai ketika para pemimpin bertemu di Helsinki pada bulan Juli lalu.
Penasehat keamanan nasional Trump, John Bolton, akan bertemu dengan menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan sekretaris dewan keamanan Kremlin, Nikolai Patrushev, pada kunjungan ke Moskow pada akhir pekan.
Pertemuan ini sebagai kelanjutan dari diskusi yang dimulai ketika para pemimpin bertemu di Helsinki pada bulan Juli lalu.
Credit sindonews.com