Houthi tak memenuhi undangan PBB.
CB,
JENEWA -- Upaya perundingan perdamaian di Yaman berakhir dengan
kegagalan. Perwakilan dari kelompok Houthi tidak menghadiri undangan
Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa pada Sabtu (8/9).
Meski
Houthi tidak memenuhi undangan berunding, bahkan setelah ditunggu tiga
hari, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Martin Griffiths
mengatakan, upaya perdamaian belum berakhir.
Griffiths mengaku akan menemui pemimpin Houthi di Sanaa dan
Mucat dalam beberapa hari mendatang. "Mereka sebenarnya ingin hadir di
sini, tapi kami tidak mampu menciptakan keadaan tepat agar mereka bisa
datang," kata Griffiths dalam jumpa pers, sebagaimana dikutip dari
Reuters.
Sebelumnya,
pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, menuding koalisi Saudi telah
menghalangi delegasi mereka terbang ke Jenewa untuk menghadiri
perundingan.
"Kita semua tahu bahwa perundingan ini gagal karena
delegasi kami dihalangi oleh pasukan koalisi untuk terbang menuju
Jenewa," kata dia dalam pidato disiarkan
al-Masirah TV.
Koalisi
militer pimpinan Saudi mengintervensi perang saudara di Yaman sejak
2015. Saudi ingin mengembalikan kekuasaan pemerintahan Presiden
Abd-Rabbu Mansour Hadi yang dikudeta Houthi. Akibat perang, situasi
humanitarian di Yaman semakin memburuk dan membuat 8,4 juta orang
terancam kelaparan.
Kelompok Houthi mengaku menutut jaminan
dari PBB bahwa pesawat yang mereka gunakan yang disediakan Oman tidak
akan dihentikan di Djibouti oleh koalisi Saudi untuk keperluan
pemeriksaan. Selain itu Houthi juga izin agar pesawat tersebut bisa
digunakan untuk mengungsikan sejumlah korban luka ke Oman dan Eropa.
Sementara
itu, Menteri Luar Negeri Yaman Khaled al-Yamani, yang memimpin delegasi
pemerintah ke Jenewa, menuding Houthi telah "tidak bertanggung jawab"
dan berupaya menyabotase negosiasi. "Jika mereka memang berniat baik
untuk berdamai, mereka seharusnya datang," kata dia dalam konferensi
terpisah.
Sang menteri juga mengkritik Griffits karena dianggap kurang tegas.