Jakarta (CB) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi
mengatakan Indonesia tidak akan berhenti membantu perjuangan rakyat
Palestina mencapai kemerdekaan, dan dukungan bagi perjuangan rakyat
Palestinya menjadi salah satu prioritas dalam politik luar negeri dan
diplomasi Indonesia.
"Perjuangan Palestina selalu ada di jantung politik luar negeri Indonesia. Setiap helaan napas diplomasi Indonesia, di situ ada Palestina," katanya di Jakarta, Kamis, saat menyampaikan keterangan pers mengenai capaian tiga tahun politik luar negeri Kabinet Kerja.
Retno mengatakan Indonesia tidak akan berhenti membantu perjuangan rakyat Palestina untuk mendirikan negara dan bangsa yang merdeka.
Indonesia, ia menjelaskan, telah melakukan berbagai upaya diplomasi untuk mendukung perjuangan Palestina.
"Konsulat Jenderal Indonesia di Ramallah adalah langkah pertama untuk mendekatkan diri dengan rakyat Palestina," tutur dia.
Pada 2016 Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang membahas tentang Palestina dan Kota Suci Yerusalem (Al Quds Al Sharif).
Indonesia juga merupakan pihak yang mendorong pertemuan tingkat menteri luar negeri OKI di Istanbul, Turki, pada Agustus 2017 untuk membahas perkembangan situasi pascakerusuhan di Yerusalem.
Selain itu, pemerintah Indonesia memberikan bantuan teknis untuk pembangunan dan pengembangan kapasitas rakyat Palestina.
"Indonesia telah memberi pelatihan terhadap ribuan warga negara Palestina yang mencakup beberapa program unggulan," kata Retno.
Pemerintah Indonesia menjadikan Palestina sebagai salah satu negara yang diprioritaskan dalam program bantuan pembangunan dan peningkatan kapasitas.
Indonesia telah menjalankan lebih dari 159 program pelatihan peningkatan kapasitas di berbagai bidang bagi lebih dari 1.200 orang Palestina.
Program pengembangan kapasitas itu merupakan bagian dari pelaksanaan komitmen Pemerintah Indonesia dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) yang ditujukan untuk memajukan kerja sama pembangunan antarnegara berkembang.
"Perjuangan Palestina selalu ada di jantung politik luar negeri Indonesia. Setiap helaan napas diplomasi Indonesia, di situ ada Palestina," katanya di Jakarta, Kamis, saat menyampaikan keterangan pers mengenai capaian tiga tahun politik luar negeri Kabinet Kerja.
Retno mengatakan Indonesia tidak akan berhenti membantu perjuangan rakyat Palestina untuk mendirikan negara dan bangsa yang merdeka.
Indonesia, ia menjelaskan, telah melakukan berbagai upaya diplomasi untuk mendukung perjuangan Palestina.
"Konsulat Jenderal Indonesia di Ramallah adalah langkah pertama untuk mendekatkan diri dengan rakyat Palestina," tutur dia.
Pada 2016 Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang membahas tentang Palestina dan Kota Suci Yerusalem (Al Quds Al Sharif).
Indonesia juga merupakan pihak yang mendorong pertemuan tingkat menteri luar negeri OKI di Istanbul, Turki, pada Agustus 2017 untuk membahas perkembangan situasi pascakerusuhan di Yerusalem.
Selain itu, pemerintah Indonesia memberikan bantuan teknis untuk pembangunan dan pengembangan kapasitas rakyat Palestina.
"Indonesia telah memberi pelatihan terhadap ribuan warga negara Palestina yang mencakup beberapa program unggulan," kata Retno.
Pemerintah Indonesia menjadikan Palestina sebagai salah satu negara yang diprioritaskan dalam program bantuan pembangunan dan peningkatan kapasitas.
Indonesia telah menjalankan lebih dari 159 program pelatihan peningkatan kapasitas di berbagai bidang bagi lebih dari 1.200 orang Palestina.
Program pengembangan kapasitas itu merupakan bagian dari pelaksanaan komitmen Pemerintah Indonesia dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) yang ditujukan untuk memajukan kerja sama pembangunan antarnegara berkembang.
Credit antaranews.com