Dilansir dari The Guardian, Jumat (27/10), dokumen-dokumen tersebut juga berisi mengenai komunisme, hak-hak sipil dan Vietnam. Setidaknya satu dokumen, yang berisikan sebuah ringkasan fakta 1975 menyebutkan berbagai upaya badan intelijen AS, CIA untuk membunuh pemimpin asing, yang merupakan bagian dari penyelidikan apakah pembunuhan JFK direncanakan oleh Kuba atau Uni Soviet (USSR).
Nama Fidel Castro berada di depan dan di tengah arsip. Dokumen tersebut mengatakan CIA mencoba mempertimbangkan untuk bekerja dengan sumber mafia di antara cara-cara lain.
"Komisi telah menetapkan agen CIA terlibat dalam perencanaan di negara ini dengan warga negara tertentu dan pihak lainnya untuk berusaha membunuh Perdana Menteri (Kuba) (Fidel) Castro. Komisi juga telah menetapkan CIA terlibat dalam pengiriman senjata dari negara ini kepada orang-orang di Republik Dominika, yang berusaha membunuh Jenderal Hellimo Trujillo (yang terlibat dalam upaya membunuh presiden Venezuela).
Komisi tersebut belum menemukan bukti adanya upaya lain membunuh pemimpin asing lainnya yang memiliki aktivitas nyata di Amerika Serikat. Namun, sifat aktivitas dan tingkat kerahasiaan dan kompartemen di dalam CIA yang sedemikian rupa sehingga sulit menemukan bukti semacam ini kecuali fakta spesifik dibawa ke badan investigasi," demikian bunyi dokumen itu.
Menurut dokumen tersebut, CIA juga mempertimbangkan membunuh pemimpin Kongo Patrice Lumumba dan presiden Indonesia Sukarno. Banyak dokumen berkaitan dengan upaya anti-Kuba oleh pemerintah AS pada 1960-an dan 1970-an, termasuk "Operasi Mongoose".
Credit REPUBLIKA.CO.ID