BRUSSELS
- Sekretaris Jenderal (Sekjen) North Atlantic Treaty Organization
(NATO) Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa anggota NATO di Eropa dalam
bahaya. Musababnya, rudal Korea Utara (Korut) sekarang bisa menjangkau
Eropa.
Peringatan itu disampaikan menjelang kunjungannya ke Jepang dan Korea Selatan. Namun, dia optimistis bahwa aliansi militer NATO memiliki kemampuan untuk menanggapi ancaman apapun, termasuk rudal Pyongyang.
”Kami menyadari bahwa Eropa juga telah masuk jangkauan rudal (Korea Utara), dan negara-negara anggota NATO sudah dalam bahaya,” kata Stoltenberg kepada surat kabar Yomiuri Shimbun pada hari Minggu.
”NATO telah melindungi negara-negara anggotanya dari ancaman rudal balistik melalui pencegahan, namun diperlukan upaya diplomatik untuk menemukan solusi damai terkait konflik tersebut,” ujar dia.
”NATO memiliki kemampuan dan tekad untuk menanggapi ancaman dan agresor apapun,” papar Stoltenberg dalam sebuah wawancara terpisah dengan Jiji Press. ”Tidak ada sekutu NATO dan tentu saja NATO tidak menginginkan perang. Itu akan menjadi bencana.”
Pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara ini akan mengunjungi Jepang pada hari Senin (30/10/2017) dan Selasa besok di mana dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Menteri Pertahanan Itsunori Onodera. Kepala NATO juga akan mengunjungi pangkalan angkatan laut Jepang di Yokosuka sebelum melakukan perjalanan ke Korea Selatan.
Aliansi militer itu memang tidak terlibat langsung dalam upaya menyelesaikan krisis Korea Utara yang sedang berlangsung, namun sepenuhnya mendukung sekutunya di wilayah tersebut, dan Amerika Serikat telah berjanji untuk melindungi sekutunya.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis, dalam sebuah kunjungan ke Korea Selatan pada hari Sabtu, telah bersikap tegas atas responsnya terhadap ancaman serangan Pyongyang.
”Jangan salah, serangan ke Amerika Serikat, atau sekutunya, akan dikalahkan. Dan penggunaan senjata nuklir apapun akan disambut dengan respons militer besar yang efektif dan luar biasa,” kata Mattis.
CIA telah memperingatkan bahwa Korea Utara butuh beberapa bulan lagi untuk mampu meluncurkan serangan nuklir ke wilayah daratan AS. Tapi, pemerintah Presiden Donald Trump berjanji untuk mencegah hal itu terjadi.
Peringatan itu disampaikan menjelang kunjungannya ke Jepang dan Korea Selatan. Namun, dia optimistis bahwa aliansi militer NATO memiliki kemampuan untuk menanggapi ancaman apapun, termasuk rudal Pyongyang.
”Kami menyadari bahwa Eropa juga telah masuk jangkauan rudal (Korea Utara), dan negara-negara anggota NATO sudah dalam bahaya,” kata Stoltenberg kepada surat kabar Yomiuri Shimbun pada hari Minggu.
”NATO telah melindungi negara-negara anggotanya dari ancaman rudal balistik melalui pencegahan, namun diperlukan upaya diplomatik untuk menemukan solusi damai terkait konflik tersebut,” ujar dia.
”NATO memiliki kemampuan dan tekad untuk menanggapi ancaman dan agresor apapun,” papar Stoltenberg dalam sebuah wawancara terpisah dengan Jiji Press. ”Tidak ada sekutu NATO dan tentu saja NATO tidak menginginkan perang. Itu akan menjadi bencana.”
Pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara ini akan mengunjungi Jepang pada hari Senin (30/10/2017) dan Selasa besok di mana dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Menteri Pertahanan Itsunori Onodera. Kepala NATO juga akan mengunjungi pangkalan angkatan laut Jepang di Yokosuka sebelum melakukan perjalanan ke Korea Selatan.
Aliansi militer itu memang tidak terlibat langsung dalam upaya menyelesaikan krisis Korea Utara yang sedang berlangsung, namun sepenuhnya mendukung sekutunya di wilayah tersebut, dan Amerika Serikat telah berjanji untuk melindungi sekutunya.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis, dalam sebuah kunjungan ke Korea Selatan pada hari Sabtu, telah bersikap tegas atas responsnya terhadap ancaman serangan Pyongyang.
”Jangan salah, serangan ke Amerika Serikat, atau sekutunya, akan dikalahkan. Dan penggunaan senjata nuklir apapun akan disambut dengan respons militer besar yang efektif dan luar biasa,” kata Mattis.
CIA telah memperingatkan bahwa Korea Utara butuh beberapa bulan lagi untuk mampu meluncurkan serangan nuklir ke wilayah daratan AS. Tapi, pemerintah Presiden Donald Trump berjanji untuk mencegah hal itu terjadi.
Credit sindonews.com