TEHERAN
- Kementerian luar negeri Iran mengatakan bahwa Presiden Iran Hassan
Rouhani menolak pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald
Trump. Hal itu terjadi dalam kunjungannya ke New York untuk menghadiri
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September lalu.
"Sebuah niat bertemu diungkapkan oleh pihak Amerika yang tidak disetujui oleh Presiden Rouhani," kata juru bicata Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, merujuk pada dugaan permintaan pertemuan seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/10/2017).
Pada tahun 2013, Presiden AS Barack Obama dan Rouhani berbicara melalui telepon. Ini merupakan kontak tingkat tertinggi antara kedua negara dalam beberapa dasawarsa. Kendati begitu, kontak ini memicu protes keras dari kalangan garis keras Iran.
Sejak saat itu tidak ada komunikasi antara Teheran dan Washington, yang secara resmi memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 1979.
Sebelumnya, Trump mengundang kemarahan Teheran dengan menolak untuk mengakui secara formal jika Iran telah memenuhi kesepakat nuklir internasional. Trump menyerahkan keputusan itu kepada Senat AS dan bahkan mengancam akan membatalkannya.
Menurut Trump, Teheran telah melanggar kesepakatan tersebut dengan mengembangkan rudal balistik.
Terkait hal tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Teheran akan tetap berpegang pada kesepakatan tersebut selama para penandatangan lainnya melakukannya. Namun Iran akan "menghancurkan" kesepakatan tersebut jika Washington menarik diri.
"Sebuah niat bertemu diungkapkan oleh pihak Amerika yang tidak disetujui oleh Presiden Rouhani," kata juru bicata Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, merujuk pada dugaan permintaan pertemuan seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/10/2017).
Pada tahun 2013, Presiden AS Barack Obama dan Rouhani berbicara melalui telepon. Ini merupakan kontak tingkat tertinggi antara kedua negara dalam beberapa dasawarsa. Kendati begitu, kontak ini memicu protes keras dari kalangan garis keras Iran.
Sejak saat itu tidak ada komunikasi antara Teheran dan Washington, yang secara resmi memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 1979.
Sebelumnya, Trump mengundang kemarahan Teheran dengan menolak untuk mengakui secara formal jika Iran telah memenuhi kesepakat nuklir internasional. Trump menyerahkan keputusan itu kepada Senat AS dan bahkan mengancam akan membatalkannya.
Menurut Trump, Teheran telah melanggar kesepakatan tersebut dengan mengembangkan rudal balistik.
Terkait hal tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Teheran akan tetap berpegang pada kesepakatan tersebut selama para penandatangan lainnya melakukannya. Namun Iran akan "menghancurkan" kesepakatan tersebut jika Washington menarik diri.
Credit sindonews.com