Ilustrasi terowongan bawah tanah. (REUTERS/Zohra Bensemra)
Seperti dilansir AFP mengutip dari rilis Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut, setidaknya tiga warga Palestina tewas dan lainnya luka-luka akibat serangan itu. Juru Bicara Kemenkes, Ashraf al-Qudra, menyatakan tiga warga Palestina yang tewas itu adalah Ahmed Abu Armanah, Omar al-Faleet, dan Misbah Shubir.
Shubir diketahui bagian dari pejuang sayap kanan Hamas, sementara dua lainnya dari kelompok sekutunya.
Terkait peledakan terowongan bawah tanah tersebut, Israel memberikan peringatan kepada Hamas untuk tak melakukan aksi balas dendam, dan mengancam untuk merespon balik andai mereka diserang.
Juru bicara militer Israel, Letkol Jonathan Conricus, mengatakan terowongan yang dihancurkan pada Senin (30/10) itu sedang dalam proses penggalian dari kota Gaza di Khan Younis untuk menyeberangi perbatasan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji teknologi militernya dalam menemukan terowongan-terowongan bawah tanah tersebut. Tak ada keterangan mendetail lagi yang diberikan Netanyahu perihal teknologi tersebut, namun dilansir dari Reuters, Israel telah membangun sensor antiterowongan bawah tanah sepanjang 60 km di perbatasan Gaza. Proyek senilai US$1,1 miliar itu ditargetkan selesai pada pertengahan 2019.
“Kami menilai Hamas bertanggung jawab atas segalanya [keributan] yang berasal dari perbatasan, dan membawa orang-orang di bawah otoritasnya, untuk menubruk kedaulatan kita,” ujar Netanyahu dalam pertemuan dengan anggota parlemen dari Partai Likud.
Credit cnnindonesia.com
Israel Tahan 23 Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem
Palestinian Prisoners Society (PPS) yang
mengonfirmasi penangkapan tersebut mengungkapkan pasukan Israel menahan
sembilan warga Palestina dari distrik Tulkarm. Empat mahasiswa Palestina
asal Hebron, masing-masing dari Ramallah, Jenin, Betlehem, dan Salfit.
Tentara (Israel) juga menahan anak di bawah umur di wilayah Nablus, ungkap PPS, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA News Agency. Di Yerusalem Timur, polisi Israel menahan seorang warga Palestina bernama Amal Abu Sneineh.
Polisi juga menahan dua warga Palestina dari Kota Tua Yerusalem. Tidak ada alasan yang diberikan untuk penangkapan ini.
Pekan lalu, Israel juga menangkap dan menahan 19
warga Palestina di Tepi Barat. Sama seperti kasus terbaru, Israel tidak
memberi alasan terkait penangkapan tersebut.
Menurut dokumentasi PBB, antara 26 September hingga
9 Oktober 2017, pasukan Israel telah melakukan operasi pemburuan dan
penangkapan di Tepi Barat. Dalam operasi itu, 205 warga Palestina telah
ditahan, termasuk di dalamnya sembilan anak-anak.
Credit REPUBLIKA.CO.ID