Senin, 16 Oktober 2017

Netanyahu Puji Keputusan Trump Terhadap Perjanjian Nuklir Iran



Netanyahu Puji Keputusan Trump Terhadap Perjanjian Nuklir Iran
Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu. Foto/Istimewa


TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tidak mendisertifikasi kesepakatan nuklir Iran. Menurutnya Trump cukup berani dan telah melakukan keputusan yang tepat bagi dunia.

"Saya pikir presiden sangat berani mengatakan, 'Saya tidak akan menendang ini ke jalan. Saya tidak akan mengatakan. Nah, ini akan membuat orang lain memperhatikannya. Saya akan menghentikan ini terjadi," kata Netanyahu seperti dikutip dari CBS News, Senin (16/10/2017).

Menurut Netanyahu dengan menyerahkan nasib kesepakatan nuklir Iran kepada Kongres dengan sejumlah perbaikan, hal ini telah menciptakan ruang agar kesepakatan yang lebih baik dibuat.

"Jika mereka ingin menyelamatkan kesepakatan, maka sekutu Eropa harus mulai bekerja dengan Amerika Serikat untuk benar-benar memperbaiki kekurangannya, dan jumlahnya banyak, sangat jelas, dan harus diubah. Dan ini adalah kesempatan bahwa Presiden Trump telah menciptakan bagi mereka untuk memperbaiki kesepakatan yang sangat buruk ini, yang berbahaya bagi mereka tidak kurang dari pada yang lain," tutur Netanyahu.

Netanyahu memberi selamat kepada Trump atas keputusannya tersebut. Dengan tidak mengesahkan kesepakatan tersebut, katanya, Trump telah dengan berani menghadapi rezim teroris Iran.

"Presiden Trump baru saja menciptakan sebuah kesempatan untuk memperbaiki kesepakatan buruk ini, untuk menggulingkan agresi Iran dan untuk menghadapi dukungan kriminalnya terhadap terorisme. Karena itulah, Israel merangkul kesempatan ini," ujar Netanyahu.

Dalam momen sentimen, Netanyahu mengatakan didukung oleh negara-negara utama Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

"Ketika Israel dan negara-negara utama Arab menyetujui sesuatu, Anda tahu, Anda harus memperhatikannya. Kami dekatkan telinga kami ke tanah. Kami tinggal di sini di sebelah Iran. Kami melihat apa yang dilakukannya. Dan saya berpikir bahwa Presiden Trump telah membuat ruang sekarang untuk mencegah terjadinya pelanggaran yang sangat buruk dan mewujudkannya. Semua orang harus bergabung dalam melakukan hal itu," tambahnya.

Ketika ditanya apakah mengubah kesepakatan tersebut akan menyebabkan kesepakatan tersebut bubar, Netanyahu mengatakan: "Jika Anda tidak mengubahnya, Anda berisiko menghancurkannya."

"Jika mereka tidak mencegah Iran secara otomatis masuk selama satu dekade ke dalam gudang senjata nuklir, maka dia akan mengubahnya. Dia akan membatalkan kesepakatan tersebut," sambungnya.

"Saya pikir begitu mereka menyadari bahwa ini adalah posisi Amerika, mereka harus bergabung dengan Amerika Serikat dan dengan presiden serta bekerja untuk mengubah ini," imbuhnya. 

Sementara itu, Netanyahu mengatakan bahwa dia fokus pada hasilnya, dengan mengatakan bahwa masalahnya bukan apakah Iran melanggar kesepakatan pada saat ini, namun, bagaimana mereka mengubah kebijakan yang ada untuk masa depan.

"Dalam kesepakatan tersebut, dalam waktu beberapa tahun, Iran dijamin memiliki sebanyak 100 bom nuklir. Itu adalah kebodohan, dan menendang kaleng yang ada di jalan bukanlah kebijakan yang bijak," kata perdana menteri.

"Mereka memiliki jalan sekarang, dengan asumsi mereka mempertahankan kesepakatan, untuk mencapai titik di mana mereka menjadi rezim nakal teroris dengan senjata nuklir yang luas. Jadi benar-benar harus dihentikan. Dan saya tidak berpikir masalahnya sekarang apakah mereka menyimpannya atau apakah melanggarnya. Masalahnya sekarang adalah kita harus mengubah tujuan yang akan mereka tempuh," tambahnya.

Netanyahu mengatakan Iran sekarang menghadapi ancaman sanksi yang melumpuhkan yang dipaksakan oleh AS.

"AS, Anda tahu, ini adalah ekonomi yang sangat kuat. Ekonominya hampir USD 20 triliun. Ekonomi Iran adalah 2 persen dari itu. Jadi, Anda berpikir ketika negara harus memilih antara ekonomi AS dan ekonomi Iran, apa yang akan mereka pilih? Itu sesuatu yang sangat mudah," kata Netanyahu, menambahkan, "Saya pikir mereka akan berpikir dua kali."




Credit  sindonews.com