Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP
Trump mengatakan pelonggaran peraturan kepemilikan senjata kurangi tingkat serangan
CB,
-- Presiden AS Donald Trump mengatakan pelonggaran aturan kepemilikan
senjata dapat mencegah serangan mematikan di Paris pada 2015 lalu dan
juga menekan kasus kriminal dengan pisau di London. Pernyataan ini
seketika memicu kemarahan Prancis dan Inggris yang memiliki aturan ketat
terkait kepemilikan senjata.
"Jika warga sipil memiliki senjata api) itu akan menjadi cerita yang
sangat berbeda," ujar Trump dalam National Rifle Association (NRA) pada
Jumat lalu, seperti dilansir Reuters.
Pemerintah
Prancis memberi reaksi tegas terkait pernyataan Trump ini. Kementerian
Luar Negeri Prancis menyatakan ketidaksetujuan dan menuntut Presiden AS
tersebut memberi respek yang lebih terhadap para korban dalam kasus
serangan mematikan di Paris pada 2015 lalu.
"Prancis bangga
menjadi sebuah negara di mana memiliki dan membawa senjata api diatur
dengan ketat," ungkap Kementerian Luar Negeri Prancis dalam pernyataan
resmi, seperti dilansir Reuters.
Hal senada juga
diungkapkan oleh Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Marie. Le Marie
menuntut Trump menarik kembali pernyataannya sekaligus menunjukkan
penyesalan atas pernyataan tersebut.
"Pernyataannya sangat
mengejutkan dan tak pantas dilontarkan oleh presiden dari negara
superpower terbesar di dunia," jawab Le Marie dalam sebuah wawancara di
stasiun televisi BFM pada Ahad.
Kritikan pedas
juga datang dari Inggris terkait pernyataan kontroversial Trump
tersebut. Trump menilai peningkatan jumlah pasien akibat kasus kejahatan
dengan pisau di sebuah rumah sakit ternama London berkaitan dengan
absennya kepemilikan senjata api di tengah-tengah warga sipil.
Beberapa
ahli bedah di London menilai Trump mengambil kesimpulan yang salah
terkait meningkatnya kasus kriminal dengan pisau ini. Ahli Bedah Karim
Brohi menilai pelonggaran izin kepemilikan senjata api untuk menekan
kasus kriminal dengan pisau merupakan solusi yang konyol.
"Luka tembakan dua kali lebih mematikan dibandingkan luka akibat pisau dan lebih sulit untuk ditangani," ungkap Brohi.
Seperti
diketahui, kepemilikan senjata api di Inggris, Skotlandia dan Wales
sudah dilarang. Pelarangan ini diberlakukan setelah terjadi penembakan
di sekolah pada 1996.