"Keadaan polarisasi ini didorong oleh para pemimpin yang
menggunakan stabilitas sebagai pembenaran dan hambatan terhadap
perubahan," kata Sheikh Mohammed, di Roma, pada Sabtu (2/12), dikutip Aljazirah.
"Penolakan terhadap perubahan bisa berarti orang-orang
mulai kehilangan harapan, mengubah kawasan ini menjadi tempat berkembang
biak terorisme, kemudian bisa meluas dari wilayah ini ke Eropa atau
tempat lain di dunia ini," paparnya.
Sheikh Mohammed mengatakan, kepemimpinan regional yang
impulsif berada di jantung permainan ini. Terlebih lagi, terdapat
kurangnya mekanisme formal untuk negara-negara kecil untuk mengajukan
keluhan terhadap negara-negara yang lebih besar.
"Untuk menghentikan para pemain agar tidak melanjutkan
permainan dan petualangan mereka, [kita perlu] sebuah dialog yang
diikuti oleh semua negara, terkait keamanan regional," ujar Sheikh
Mohammed.
"Peningkatan dan pembangunan terkait kesepakatan
politik, keamanan, dan ekonomi juga diperlukan, yang tidak akan pernah
terganggu oleh perselisihan politik," tambah dia.
Komentar Menlu Qatar tersebut disampaikan setelah
blokade terhadap Qatar telah memasuki bulan keenam. Arab Saudi, Bahrain,
dan Uni Emirat Arab (UEA), bersama dengan Mesir, melakukan blokade
terhadap Qatar pada Juni, setelah menuduh Doha mendukung terorisme.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud,
pewaris takhta kerajaan berusia 32 tahun, telah membuat sejumlah
keputusan kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Ia membawa Arab
Saudi ke dalam perang bencana di Yaman, melakukan pembersihan politik
dalam negeri, dan diduga memaksa Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri
untuk mengumumkan pengunduran dirinya dari Riyadh.
Pada saat yang sama, penolakan blok negara-negara yang
dipimpin Arab Saudi untuk melakukan dialog dengan Qatar telah mengancam
keruntuhan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
"Semua pihak yang terlibat harus mencapai tingkat
pemahaman dan panduan prinsip keamanan yang setiap orang harus patuhi,
daripada meminta negara-negara yang lebih besar untuk menggertak yang
lebih kecil," ungkap Sheikh Mohammed
Dia juga mengutip perlunya melakukan dialog terbuka
dengan Iran, saingan regional Arab Saudi. Ia mencatat, setelah semua
perbatasan Qatar ditutup oleh negara-negara yang memblokade, hubungan
dengan Iran sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Credit republika.co.id