Rabu, 29 Maret 2017

Warga Ditembak Polisi, Hubungan China-Perancis Kian Runcing

 
Warga Ditembak Polisi, Hubungan China-Perancis Kian Runcing  
Seorang warga China tewas di tangan polisi Perancis, Minggu (26/3). (Reuters/Christian Hartmann)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah China mendesak Perancis untuk memberi perlindungan pada warganya, usai seorang pria tewas ditembak polisi di Paris, Minggu (26/3). Insiden tersebut memicu aksi protes dari komunitas Asia di Perancis yang berakhir dengan bentrokan, dan mengakibatkan 35 orang diringkus petugas.

Penembakan yang menewaskan ayah lima anak bernama Shaoyo Liu itu, membuat ratusan orang berdemo di depan kantor Polisi di timur laut Paris, Selasa (28/3). Aksi demonstrasi yang dilakukan warga China dan pendukung antirasisme itu, menuntut keadilan atas pembunuhan berdarah dingin tersebut.

Selain membawa poster bertuliskan ‘polisi pembunuh’ dan ‘ketidakadilan’, mereka juga meletakkan lilin dan karangan bunga di pelataran.

Melansir AFP, Shaoyo Liu, 56, dilaporkan tewas tertembak. Sebelumnya, polisi menerima laporan pertengkaran rumah tangga di kediaman Liu. Namun, menurut sumber, saat polisi tiba, Liu justru menyerang petugas dengan pisau.


Petugas lainnya langsung melepaskan tembakan untuk melumpuhkan Liu, yang berakhir menewaskan pria tersebut.

Adapun, dilaporkan tiga orang polisi terluka akibat insiden itu dan terdapat kerusakan pada kendaraan kepolisian.

Namun, Calvin Job, pengacara yang disewa keluarga Liu membantah hal tersebut. “Dia tidak melukai siapa pun,” kata Job. “Dia sedang menyiangi ikan menggunakan gunting saat polisi datang.”

Keluarga Liu juga menyebut bahwa tidak ada pertengkaran rumah tangga yang terjadi. Mereka menambahkan, tetangga menelepon polisi karena mendengar teriakan.

“Polisi memaksa membuka pintu apartemen dan mendorong Liu,” tutur Job, yang menambahkan Liu tidak menyerang polisi dan mereka melepaskan tembakan ‘tanpa peringatan’.

Fakta dari kasus tersebut terbukti masih simpang siur. Sumber lain menyebut, empat orang anak Liu, yang berada di apartemen saat kejadian, tidak melihat penembakan itu terjadi.

Penyidik dari kepolisian dikabarkan telah mewawancara seluruh anggota keluarga, termasuk istri Liu, yang tidak ada di tempat saat insiden itu terjadi.


Hubungan Kedua Negara Kian Runcing

Insiden terbaru ini semakin menambah ketegangan yang terjadi antara China dan Perancis. Terlebih, Kementerian Luar Negeri China telah melayangkan komplain resmi atas peristiwa penembakan yang terjadi di Paris.

“Kami meminta agar pemerintah Perancis menjamin keselamatan dan hak hukum warga negara China di Perancis dan agar mereka merespon reaksi keras komunitas China atas insiden itu dengan cara yang rasional,” ujar juru bicara Kemenlu China Hua Chunying.

“Sementara itu, kami meminta agar warga China di Perancis bisa menahan emosi dan mengungkapkan keinginan serta tuntutan mereka dengan cara yang sah dan wajar.”


Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri Perancis Matthias Fekl, yang baru saja ditunjuk, mengecam kekerasan yang terjadi saat demonstrasi, dan menjamin pasukan keamanan mendapatkan ‘dukungan penuh’ darinya.

Dia juga meminta agar kedua belah pihak bisa tenang, sehingga ‘proses peradilan bisa berlanjut secara teratur’.

Saat ini, diperkirakan terdapat sekitar 200-300 ribu warga China yang menetap di Paris. Kebanyakan mereka datang di era 80an dan bekerja di industri tekstil.

Kepolisian Perancis sendiri kini tengah dalam tekanan karena banyaknya insiden kekerasan yang terjadi di beberapa bulan terakhir. Salah satunya pekerja kulit hitam yang diduga disodomi oleh tongkat polisi.





Credit  CNN Indonesia