Jumat, 10 Maret 2017

Bentrok Myanmar dan Pemberontak, 20 Ribu Warga Kabur ke China

 
Bentrok Myanmar dan Pemberontak, 20 Ribu Warga Kabur ke China  
Lebih dari 20 ribu orang dari Myanmar membanjiri kamp-kamp di perbatasan dengan China, berharap mendapatkan perlindungan di tengah memanasnya bentrokan antara militer dengan pemberontak di kampung halamannya. (Reuters/Stringer)
 
Jakarta, CB -- Lebih dari 20 ribu orang dari Myanmar membanjiri kamp-kamp di perbatasan dengan China, berharap mendapatkan perlindungan di tengah memanasnya bentrokan antara militer dengan pemberontak di kampung halamannya.

China pun berupaya memberikan bantuan kemanusiaan, sementara pemerintahnya terus mendorong Myanmar untuk mencari solusi damai dengan pemberontak di perbatasan.


"China mendukung upaya damai Myanmar dan berharap semua pihak dapat menggunakan cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog dan konsultasi," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (9/3).

Geng juga mengatakan, selama proses perundingan berlangsung, China berharap ada kesepakatan gencatan senjata terlebih dulu. Pasalnya, bentrokan terakhir antara militer dan kelompok pemberontak Kokang yang menewaskan 30 orang pada awal pekan ini sudah sangat mengkhawatirkan.

Selain mengorbankan warga Myanmar, pertikaian itu juga mulai merugikan China. Selongsong peluru dan sejumlah sisa amunisi terlontar jauh hingga memasuki wilayah China dan melukai satu warga.
Kelompok etnis minoritas Kokang sendiri disebut-sebut memiliki hubungan yang kuar dengan China. Mereka bahkan berbicara dengan dialek China yang khas dan menggunakan yuan sebagai mata uang.

Selain Kokang, Myanmar juga masih menghadapi pemberontakan dari sejumlah etnis minoritas lain, termasuk Rohingya di perbatasan dengan Bangladesh.




Credit  CNN Indonesia