Rabu, 22 Maret 2017

Gedung Kedubes Rusia Rusak dalam Pertempuran Damaskus


 
Gedung Kedubes Rusia Rusak dalam Pertempuran Damaskus  
Pertempuran sengit pecah dan mengenai salah satu gedung Kedubes Rusia di Damaskus. (Reuters/Diaa Al-Din)
 
Jakarta, CB -- Duta Besar Rusia untuk Suriah, Alxander Kinschchak, mengatakan salah satu gedung kedutaan besar negaranya di Damaskus mengalami kerusakan dalam pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi.

"Kami mempunyai gedung yang sementara ini tidak kami gunakan, tidak jauh dari pusat pertempuran kemarin. Saya diberi tahu sebuah ledakan merusak jendela-jendela di sana," kata Kinshchak sebagaimana dilaporkan RIA, dikutip Reuters, Senin (20/3).

Sehari sebelumnya, pasukan pemberontak Suriah meluncurkan serangan besar yang hampir menembus ke jantung kota tua Damaskus. Pasukan pemerintah merespons menghujani kawasan lawan dengan bom.

Seorang sumber militer mengatakan pasukan pemerintah telah merebut kembali semua posisi yang sempat direbut pemberontak.

Sementara itu, seorang saksi Reuters mengatakan pesawat tempur terus berlalu-lalang di atas kota tersebut pada pagi hari, sementara sejumlah jalanan ditutup.

Syrian Observatory for Human Rights, pemerhati konflik yang berbasis di Inggris, mengutip sejumlah sumber di penjuru Suriah, mengatakan pertempuran sengit masih berlanjut di sekitar Jobar dan al-Qaboun di timur laut Ibu Kota.

Pemberontak menyerang Jobar untuk mengurangi tekanan pasukan militer setelah mereka kehilangan kekuasaan di dekat Qaboun dan Barza, kata komandan kelompok Failaq al-Rahman yang ikut bertempur di sana.

Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pasukannya, bersama dengan sekutunya dari Rusia, Iran dan milisi Syiah, terus menekan pemberontak setelah meraih kemenangan dalam sejumlah pertempuran selama 18 bulan ini.

Pemberontak masih menguasai kawasan besar yang berpopulasi padat di distrik perkebunan Ghouta Timur dan kota-kota kecil di bagian timur Damaskus, juga beberapa distrik Ibu Kota di bagian selatan, timur dan timur laut.

Pertempuran terbaru ini berpusat di sekitar Qaboun dan Barza, yang diisolasi pasukan pemerintah dari daerah-daerah kekuasaan pemberontak tersebut.



Credit  CNN Indonesia