Rabu, 29 Maret 2017

Rusia Peringatkan Ulah AS Picu Perang Nuklir di Eropa

 
Rusia Peringatkan Ulah AS Picu Perang Nuklir di Eropa
Presiden Rusia Vladmir Putin (kiri). Rusia memperingatkan ulah Amerika Serikat yang mengerahkan sistem rudal anti-balistik ke Eropa bisa memicu perang nuklir. Foto / Ilustrasi / Express.co.uk
 
MOSKOW - Militer Rusia memperingatkan bahwa ulah Amerika Serikat (AS) yang mengerahkan sistem rudal anti-balistik (ABM) ke Eropa bisa memicu perlombaan senjata baru dan perang nuklir. Rusia menegaskan akan mempertahankan diri dari setiap serangan nuklir mana pun.

Peringatan itu disampaikan pejabat tinggi di Staf Umum Militer Rusia, Viktor Poznikhir, Selasa (28/3/2017).

”Kehadiran sistem ABM global menurunkan ambang batas untuk penggunaan senjata nuklir, karena memberikan ilusi impunitas AS untuk menggunakan senjata ofensif strategis dari bawah perlindungan ‘payung’ ABM,” kata Poznikhir, seperti dikutip RIA Novosti.

“Perisai ABM perisai adalah simbol dari membangun pasukan roket di dunia dan pemicu perlombaan senjata baru,” ujar Poznikhir.

Kremlin juga sudah memperingatkan bahwa AS sedang mencoba “memainkan kartu truf” dengan Rusia dan China yang berisiko pada pecahnya perang nuklir.

Peringatan keras dari Rusia ini muncul saat konferensi perlucutan senjata nuklir digelar di Jenewa. Indonesia dan sejumlah negara non-nuklir mendukung pembuatan perjanjian baru untuk melarang penggunaan senjata nuklir. Australia memilih memboikot konferensi, karena menganggap konferensi sia-sia tanpa kehadiran negara-negara pemilik senjata nuklir.

“Kehadiran situs ABM AS di Eropa dan kapal berkemampuan ABM di lautan dan samudra yang dekat dengan wilayah Rusia menciptakan potensi klandestin yang kuat untuk memberikan serangan kejutan rudal nuklir untuk melawan Rusia,” imbuh Poznikhir.

Dia mengatakan bahwa Pentagon sedang mengembangkan sistem rudal untuk menghadapi Iran dan Korea Utara, tetapi mengabaikan keberatan yang diajukan oleh Rusia. Rusia memperingatkan AS akan memiliki 1.000 rudal di ujung jarinya yang bisa menimbulkan ancaman.



Credit  sindonews.com