Rabu, 08 Maret 2017

SpaceX Akan Bawa Wisatawan ke Bulan, Begini Caranya

 SpaceX Akan Bawa Wisatawan ke Bulan, Begini Caranya
Peluncuran Roket Falcon 9 SpaceX yang membawa satelit Iridium, Sabtu 14 Januari 2017. forbes.com
 
CB, Jakarta - Bila tak ada aral melintang, akhir tahun depan, dua orang akan pergi ke bulan. Mereka akan diterbangkan menggunakan wahana SpaceX, Dragon 2, di roket Falcon Heavy.

Perjalanan SpaceX diprediksi mirip dengan Apollo 8, misi berawak pertama dan satu-satunya yang hanya mengitari bulan pada 1968.

Berikut ini tahap perjalanan dua turis istimewa itu.

1. Peluncuran
Menempel di Falcon Heavy, roket terkuat setelah peluncur Saturn milik NASA yang pensiun pada 1970-an, wahana Dragon 2 yang mengangkut penumpang diluncurkan. Falcon Heavy baru diuji pertengahan tahun ini, yang disusul Dragon 2 yang akan dites terpisah pada November.

2. Pendorong
Falcon Heavy adalah varian besar dari Falcon 9, roket yang dirancang bisa dikendalikan pulang ke bumi untuk digunakan kembali. Kapsul Dragon bisa melaju terpisah dari roket induknya untuk melanjutkan perjalanan ke bulan.

3. Kendali
Jarak bumi ke bulan sekitar 384 ribu kilometer dan akan ditempuh dalam 2-3 hari. Wahana Dragon 2 akan meluncur dan memutari bulan secara otomatis. Para awak dilatih untuk mengendalikan wahana secara manual dalam keadaan darurat.

4. Melayang
Misi Dragon 2 dirancang hanya sampai angkasa bulan dan tidak mendarat. Apollo 8 melayang selama 73 jam pada ketinggian 100 kilometer di atas permukaan bulan dan mengelilinginya 10 kali sebelum memulai perjalanan kembali ke bumi.

5. Pulang
Wahana Dragon 2 melakukan manuver menjauh dari bulan setelah beberapa kali memutarinya. Butuh tiga hari untuk kembali ke bumi. Total waktu pelesir pergi-pulang setidaknya berlangsung selama sepekan.

6. Pendaratan
Wahana Apollo 8 meluncur ke bumi dengan kecepatan 40 ribu kilometer per jam dan tercebur di perairan selatan Hawaii di Samudra Pasifik. Dragon 2 didesain untuk mendarat di landasan dengan memanfaatkan parasut dan pendorong balik seperti yang dimiliki roket Falcon 9. Pendaratan di air dinilai sebagai opsi terbaik mengingat sekitar 70 persen permukaan bumi adalah lautan.

Credit  tempo.co