Jumat, 10 Maret 2017

Malaysia tak berniat putus hubungan dengan Korea Utara

 
Malaysia tak berniat putus hubungan dengan Korea Utara
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak (ANTARA FOTO/IORA SUMMIT 2017/Rosa Panggabean)
Kita tidak memilih bertengkar dengan mereka tetapi ketika kejahatan terjadi, khususnya ketika senjata kimia telah digunakan di Malaysia, kita wajib melindungi kepentingan Malaysia
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia tidak berencana memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Utara setelah hubungan kedua negara menegang yang memicu aksi balas membalas mengusir duta besar menyusul pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Kuala Lumpur, kata Perdana Menteri Najib Razak seperti dikutip Rueters.

Korea Utara melarang warga Malaysia meninggalkan negeri itu sebagai balasan dari aksi Malaysia menyusul ketegangan yang terus meningkat akibat pembunuhan Kim Jong-nam pada 13 Februari.

"Kami adalah negara yang bersahabat kepada mereka," kata Najib kepada parlemen Malaysia seperti dikutip Reuters.

Najib juga berusaha memberikan jaminan bahwa tidak ada ancaman terhadap keselamatan 11 warga Malaysia di Korea Utara, dan dia berusaha agar Korea Utara mengizinkan warganya keluar dari negeri itu.

Malaysia menyebut pembunuh Kim Jong-nam telah menggunakan gas syaraf VX yang digolongkan senjata pemusnah massal oleh PBB.

"Kita tidak memilih bertengkar dengan mereka tetapi ketika kejahatan terjadi, khususnya ketika senjata kimia telah digunakan di Malaysia, kita wajib melindungi kepentingan Malaysia," kata Najib.

PBB menyeru kedua negara tenang dan mendesak mereka mengatasi perbedaan melalui jalur diplomatik yang sudah ada.



Credit  antaranews.com


Dua warga Malaysia dibolehkan meninggalkan Korea Utara

Dua warga Malaysia dibolehkan meninggalkan Korea Utara
Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia Kang Chol yang diusir Malaysia menyusul pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (Reuters)
 
Kuala Lumpur (CB) - Dua warga Malaysia yang bekerja untuk misi PBB di Korea Utara telah meninggalkan negeri itu, Kamis, kata juru bicara Badan Pangan Dunia WFP.

Pemerintah Malaysia saat ini tengah menegosiasikan pencabutan larangan meninggalkan Korea Utara terhadap sembilan warganya yang masih terjebak di sana.

Korea Utara melarang warga Malaysia meninggalkan negara itu menyusul krisis usir mengusir duta besar akibat pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Kesembilan warga Malaysia itu masih berada di gedung kedutaan besar di Pyongyang. Sebaliknya dua warga Malaysian yang bekerja untuk WFP telah tiba di Beijing.

"WFP memastikan bahwa dua staf WFP berkebangsaan Malaysia telah meninggalkan DPR Korea (Korea Utara) dan sudah sampai di Beijing hari ini," kata Frances Kennedy, juru bicara WFP di Italia, kepada Reuters.

PBB telah mengimbau Malaysia dan Korea Utara untuk tenang dan mengatasi perbedaan mereka melalui jalur diplomasi.

Kim Jong-nam dibunuh pada 13 Februari silam di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Polisi Malaysia meyakini dia diserang oleh dua perempuan yang memupuri wajahnya dengan VX, zat kimia berbahaya yang digolongkan senjata pemusnah massal oleh PBB.




Credit  antaranews.com