Kamis, 16 Maret 2017

Turki Sebut Belanda Ibukota Fasisme, UE: Itu Keterlaluan

 
Turki Sebut Belanda Ibukota Fasisme, UE: Itu Keterlaluan
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyebut pernyataan Turki yang menyebut Belanda sebagai ibukota fasisme dunia adalah keterlaluan. Foto/Istimewa
 
BRUSSELS - Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyebut pernyataan Turki yang menyebut Belanda sebagai ibukota fasisme dunia adalah keterlaluan. Menurutnya, itu benar-benar tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Tusk mengatakan, Belanda khususnya Roterrdam adalah salah satu tempat yang hancur pada saat Nazi beraksi pada perang dunia II lalu. Oleh karena itu, menyebut Belanda sebagai ibukota fasisme dunia adalah sesuatu yang keterlaluan.

"Rotterdam, kota Erasmus, benar-benar hancur oleh Nazi, yang kini memiliki walikota yang lahir di Maroko. Jika ada yang melihat fasisme di Rotterdam, mereka benar-benar terlepas dari realitas," kata Tusk, seperti dilansir Reuters pada Rabu (15/3).

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker, mengatakan pernyataan yang dikeluarkan Turki terhadap Belanda membuat negara tersebut semakin jauh dari menjadi anggota Uni Eropa (UE).

Sebelumnya, Turki menilai UE menujukan nilai-nilai demokrasi yang selektif dengan memberikan pembelaan kepada Belanda. Menurut Ankara, UE harusnya mengambil sikap netral dalam hal ini.

"Rekan-rekan UE menunjukan nilai-nilai demokrasi dan hak-hak dasar dan kebebasan yang selektif. Hal ini sangat memalukan bagi UE untuk bersembunyi di balik solidaritas antar anggota dan berdiri dengan Belanda, yang jelas melanggar hak asasi manusia dan nilai-nilai Eropa," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyatan.



Credit  sindonews.com