WASHINGTON
- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendak perang di Yaman diakhiri
dengan perundingan damai. Seruan disampaikan Menteri Pertahanan James
Mattis dan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo.
Pompeo mendesak Arab Saudi dan koalisi Arab-nya berhenti membombardir semua area berpenduduk di Yaman. Namun, dia juga minta pemberontak Houthi menghentikan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap koalisi Arab.
"Waktunya sekarang untuk penghentian permusuhan, termasuk serangan rudal dan UAV (unmanned aerial vehicles) dari daerah yang dikuasai Houthi ke Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," kata Pompeo.
"Selanjutnya, serangan udara koalisi (Arab) harus berhenti di semua daerah berpenduduk di Yaman," ujar Pompeo, yang dikutip Reuters, Rabu (31/10/2018).
Sementara itu, Mattis mengatakan AS telah menyaksikan konflik yang cukup lama di Yaman. Dia yakin, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang berada dalam koalisi Arab untuk memerangi pemberontak Houthi, siap untuk berunding.
"Kami harus bergerak menuju upaya perdamaian di sini, dan kami tidak bisa mengatakan kami akan melakukannya di masa depan," kata Mattis di US Institute of Peace di Washington.
"Kami harus melakukan ini dalam 30 hari ke depan," ujar kepala Pentagon tersebut.
Mattis mengatakan Amerika Serikat menyerukan semua faksi untuk bertemu dengan utusan khusus PBB Martin Griffiths di Swedia pada bulan November dan semua harus datang dengan solusi.
Arab Saudi dan sekutu Arab-nya mulai intervensi militer dalam konflik antara pemerintah Presiden Yaman Abd Rabb Mansour Hadi dengan pemberontak Houthi pada tahun 2015.
Setidaknya sekitar 10.000 orang telah terbunuh dan negara miskin itu kini berada di ambang kelaparan yang mengancam jutaan orang.
Amerika Serikat telah menghadapi kecaman internasional karena perannya dalam mendukung koalisi pimpinan Saudi tersebut. Mattis mengklaim dukungan AS hanya mengajarkan Angkatan Udara Saudi untuk meningkatkan penargetan dan tidak menjatuhkan bom ketika ada keraguan tentang apa yang akan diserang.
Pompeo mendesak Arab Saudi dan koalisi Arab-nya berhenti membombardir semua area berpenduduk di Yaman. Namun, dia juga minta pemberontak Houthi menghentikan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap koalisi Arab.
"Waktunya sekarang untuk penghentian permusuhan, termasuk serangan rudal dan UAV (unmanned aerial vehicles) dari daerah yang dikuasai Houthi ke Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," kata Pompeo.
"Selanjutnya, serangan udara koalisi (Arab) harus berhenti di semua daerah berpenduduk di Yaman," ujar Pompeo, yang dikutip Reuters, Rabu (31/10/2018).
Sementara itu, Mattis mengatakan AS telah menyaksikan konflik yang cukup lama di Yaman. Dia yakin, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang berada dalam koalisi Arab untuk memerangi pemberontak Houthi, siap untuk berunding.
"Kami harus bergerak menuju upaya perdamaian di sini, dan kami tidak bisa mengatakan kami akan melakukannya di masa depan," kata Mattis di US Institute of Peace di Washington.
"Kami harus melakukan ini dalam 30 hari ke depan," ujar kepala Pentagon tersebut.
Mattis mengatakan Amerika Serikat menyerukan semua faksi untuk bertemu dengan utusan khusus PBB Martin Griffiths di Swedia pada bulan November dan semua harus datang dengan solusi.
Arab Saudi dan sekutu Arab-nya mulai intervensi militer dalam konflik antara pemerintah Presiden Yaman Abd Rabb Mansour Hadi dengan pemberontak Houthi pada tahun 2015.
Setidaknya sekitar 10.000 orang telah terbunuh dan negara miskin itu kini berada di ambang kelaparan yang mengancam jutaan orang.
Amerika Serikat telah menghadapi kecaman internasional karena perannya dalam mendukung koalisi pimpinan Saudi tersebut. Mattis mengklaim dukungan AS hanya mengajarkan Angkatan Udara Saudi untuk meningkatkan penargetan dan tidak menjatuhkan bom ketika ada keraguan tentang apa yang akan diserang.
"Tujuan
kami sekarang adalah untuk mencapai tingkat kapabilitas oleh pasukan
yang berperang melawan Houthi bahwa mereka tidak membunuh orang yang
tidak bersalah," katanya.
"Solusi jangka panjang, dan jangka panjang yang saya maksud 30 hari dari sekarang. Kami ingin melihat semua orang di sekitar meja perdamaian berdasarkan gencatan senjata," kata Martis.
"Berdasarkan mundurnya (Houthi) dari perbatasan dan kemudian berdasarkan berhentinya penjatuhan bom yang akan memungkinkan utusan khusus (PBB) Martin Griffiths mengumpulkan mereka di Swedia dan mengakhiri perang ini. Itulah satu-satunya cara bahwa kita benar-benar akan menyelesaikan ini."
"Solusi jangka panjang, dan jangka panjang yang saya maksud 30 hari dari sekarang. Kami ingin melihat semua orang di sekitar meja perdamaian berdasarkan gencatan senjata," kata Martis.
"Berdasarkan mundurnya (Houthi) dari perbatasan dan kemudian berdasarkan berhentinya penjatuhan bom yang akan memungkinkan utusan khusus (PBB) Martin Griffiths mengumpulkan mereka di Swedia dan mengakhiri perang ini. Itulah satu-satunya cara bahwa kita benar-benar akan menyelesaikan ini."
Credit sindonews.com