Jumat, 02 September 2016

AS Jatuhkan Sanksi pada Pembangun "Jembatan Putin" di Crimea

 
AS Jatuhkan Sanksi pada Pembangun Jembatan Putin di Crimea
Proyek Jembatan Putin penghubung Rusia dan Crimea. | (Reuters)
 
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi terbaru pada para pelaku bisnis Rusia yang membangun jembatan penghubung Rusia dan Crimea. Jembatan dengan biaya multi-miliar dolar AS itu dijuluki sebagai “Jembatan Putin” oleh Moskow.

Sanksi terbaru dari Pemerintah Barack Obama itu diumumkan Departemen Keuangan AS pada hari Kamis waktu AS. Sanksi terbaru ini menargetkan puluhan pebisnis dan perusahaan-perusahaan Rusia yang membangun jembatan.

Proyek jembatan yang dibangun panjangnya mencapai 19 kilometer yang melintasi Selat Kerch. Dijuluki sebagai “Jembatan Putin” karena itu merupakan proyek penting bagi Presiden Vladimir Putin secara pribadi.

Jika rampung dibangun, jembatan itu dilaporkan akan menjadi penghubung dua tujuan terpanjang di Eropa.

Beberapa anak perusahaan raksasa gas Rusia, Gazprom, dan 11 pejabat Crimea juga masuk daftar hitam sanksi AS. Salah satu perusahaan utama yang telah masuk daftar hitam adalah perusahaan konstruksi raksasa SGM-Most. Ini adalah anak perusahaan dari kontraktor utama Rusia yang sudah di kenai sanksi AS.

Tak hanya itu, salah satu konstruktor jembatan terbesar Moskow, Mostotrest, juga menghadapi sanksi AS.

“(Departemen) Keuangan  berdiri dengan mitra kami dalam mengutuk pelanggaran hukum internasional oleh Rusia, dan kami akan terus dengan sanksi yang mengancam perdamaian, keamanan dan kedaulatan Ukraina,” kata John Smith, direktur di kantor Departemen Keuangan yang memberlakukan sanksi, seperti dikutip Reuters, Jumat (2/9/2016).

Kementerian Luar Negeri Rusia belum memberikan komentar atas penjatuhan sanksi terbaru dari AS. Moskow sebelumnya mengatakan bahwa sanksi terhadap Rusia atas aneksasi Crimea tidak berpengaruh banyak.

Pejabat yang terkait dengan pembangunan “Jembatan Putin” juga mengatakan bahwa sanksi AS tidak akan menghentikan proyek mereka. Alasannya, semua sumber daya yang diperlukan untuk proyek itu tanpa bantuan dari Barat.


Credit  Sindonews