Senin, 18 Mei 2015

Roket Luar Angkasa Rusia Terbakar Setelah Diluncurkan


Roket Luar Angkasa Rusia Terbakar Setelah Diluncurkan 
 
Almaty, CB -- Roket jenis Proton-M Rusia yang membawa satu satelit komunikasi milik Meksiko gagal berfungsi dan terbakar di atas Siberia beberapa menit setelah diluncurkan dari kosmodrome Baikonur, Kazakhstan.

Media Rusia mengutip para pejabat luar angkasa negara itu yang mengatakan bahwa bagian ketiga roket yang membawa satelik komunikasi MexSat-1, mengalami masalah sekitar 500 detik setelah diluncurkan dari Baikonur.

Badan antariksa Rusia Roscosmos mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa satelit, pendorong dan bagian ketiga roket kemudian terbakar di atmosfir.

Jim Kramer, wakil presiden Jasa Peluncuran Internasional, ILS, yang meluncurkan roket itu, mengatakan indikasi awal menunjukkan bahwa piranti keras dari roket itu kembali masuk ke atmosfir burmi di Siberia timur jauh, tetapi sebagian besar kemungkinan sudah hancur.

Dia mengatakan seluruh peluncuran roket pembawa jenis ini sekarang ditunda sementara penyelidikan dilakukan oleh pemerintah Rusia.

Menteri Komunikasi dan Transportasi Meksiko Gerardo Ruiz Esparza mengatakan satelit itu diasuransikan dan pemerintah akan mendapatkan uang ganti rugi secara penuh.


Satelit kedua milik Meksiko akan diluncurkan pada Oktober dari Tanjung Canaveral, Florida, dengan mempergunakan jasa Layanan Peluncuran Komersial Lockheed Martin.

Penyebab kecelakaan yang terjadi pada ketinggian 161 kilometer ini belum diketahui.

Roket jenis Proton milik Rusia, yang sebelumnya dikenal dengan nama UR-500, pertama kali melakukan uji coba penerbangan pada pertengahan 1960.

Roket ini pada awalnya dirancang sebagai rudal balistik antar benua untuk membawa kepala nuklir ke wilayah Amerika Serikat yang merupakan musuh Uni Soviet saat Perang Dingin. Namun, roket ini tidak pernah dimanfaatkan sebagai senjta nuklir.

Citra Tercoreng

Industri luar angkasa Rusia, yang merintis eksplorasi luang angkasa dengan peluncuran satelit pertama dan membawa manusia pertama ke luar angkasa, dibayangi oleh sejumlah insiden yang mencoreng reputasinya.

Pada akhir April, Rusia terpaksa menterlantarkan misi bernilai US$51 juta untuk mengirim pasok ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, ISS, setelah pesawat kargo tak berawak Progress M-27M yang membawa hampir tiga ton pasokan, tidak bisa berlabuh di ISS karena berbagai masalah.

Pada Juli 2013, satu roket pendorong Protes yang membawa tiga satelit navigasi bernilai US$200 juta jatuh sesaat setelah diluncurkan dari kosmodrome Baikonur.

Hanya beberapa jam sebelum kejatuhan Proton pada Sabtu (16/5) ini, kapal luar angkasa Progress M-26 yang berlabuh di ISS, gagal menyalakan mesinnya.

Namun, media Rusia melaporkan awak tidak dalam bahaya.



Credit  CNN Indonesia