Menurut Konsul Pensosbud Konsulat Jenderal RI (KJRI) Sydney Nicolas Manoppo, petugas keamanan KJRI baru mengetahui kejadian tersebut pada Selasa pagi, dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Menurut polisi, cat yang berwarna merah ini memang terlihat seperti darah, tetapi tidak mengandung bahan yang berbahaya.
Dari gambar CCTV yang didapat, pelaku adalah seorang perempuan yang sebelumnya membawa sekitar 10 balon dan memecahkan balon tersebut di depan KJRI sebelum kemudian menyebarkan cairan warna merah di depan pagar KJRI.
Dalam keterangan kepada wartawan ABC, L Sastra Wijaya, Nicolas Manoppo mengatakan, pelaku kemungkinan adalah orang yang sama dengan yang sebelumnya pernah memasang spanduk di KJRI. "Dari gambar CCTV yang kami dapat, kami menduga ini adalah orang yang sama yang sebelumnya pada tanggal 31 Desember dan 14 Februari memasang poster bertuliskan 'Mercy for Andrew Chan dan Myuran Sukumaran', dan pada tanggal 14 Februari membawa poster bergambar hati," kata Nicolas Manoppo.
Menurut dia, sejak bulan Februari, seiring munculnya banyak pemberitaan mengenai proses eksekusi Chan dan Sukumaran, muncul serangkaian protes di depan KJRI. "Namun, kali ini, protesnya agak tidak biasa. Makanya kami melaporkan hal ini kepada polisi," kata Nicolas Manoppo lagi.
Sebelumnya, KBRI di Canberra sudah mengeluarkan edaran untuk mengingatkan warga Indonesia di Australia agar lebih waspada berkenaan dengan eksekusi dua terpidana narkoba asal Australia tersebut.
Menurut Nicolas Manoppo, KJRI akan mengeluarkan imbauan lagi karena adanya kejadian tersebut.
Sejauh ini, menurut keterangan KBRI Canberra, kejadian seperti di KJRI Sydney tidak terjadi di konsul dan perwakilan Indonesia lainnya di Australia.
Credit KOMPAS.com