Perdana Menteri Irak Haider al-Abbadai—yang tiba di kota sebelah utara Samarra, Ahad, 1 Maret 2015, untuk melihat kesiapan operasi militer—bersumpah bahwa Irak bertekad membebaskan provinsi tersebut dari tirani teroris.
Informasi yang diperoleh Al Jazeera menyebutkan ribuan pasukan pemerintah saat ini, bersama milisi bersenjata Syiah dan kaum Sunni, telah hadir di sekitar Samarra untuk bertempur menyerbu benteng pertahanan ISIS dekat Sungai Tigris.
Adapun sumber militer Irak, dalam keterangannya kepada kantor berita Reuters, mengatakan sekitar 2.000 milisi Syiah tiba di dekat Tikrit untuk persiapan perang besar-besaran di sana.
Gubernur Salaheddin Raed Jabouri pekan lalu mengatakan sebanyak 5.000 personel pasukan keamanan dan milisi bersenjata Hashid Shaabi, yang dibentuk tahun lalu dengan dukungan Iran, akan bergabung dalam operasi ini.
"Ini merupakan salah satu operasi militer terbesar dengan tujuan akhir mengambil alih Mosul, kota utama di Provinsi Nineveh," kata koresponden Al Jazeera, Jane Arraf. Dia melanjutkan, serangan udara Amerika Serikat juga diharapkan dapat membantu pasukan Irak memenangi pertempuran di darat. "ini bukan pertempuran yang mudah."
Credit TEMPO.CO