Pesawat tempur Sukhoi. Foto: Agoes S/Jawa Pos/dok.JPNN
JAKARTA (CB) - Anggota
Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Putu Sudiartana
menjelaskan, pengerahan sejumlah Alutsista TNI dalam kasus Bali Nine
adalah hal yang wajar. Menurutnya, pengerahan sejumlah alat tersebut
bukan tanpa alasan.
"Itu sedikit memanas (hubungan Australia
dan Indonesia, Red). Tentu saja berdasarkan data intelijen baik
nasional maupun nasional, memang perlu mengerahkan berbagai peralatan
yang ada," jelasnya, kemarin.
"Ini semua untuk menjaga keamanan Pulau
Bali dan demi martabat bangsa di mata dunia. Kita ingin tunjukkan bahwa
Indonesia tidak main-main dalam penegakan hukum," tambahnya.
Seperti diketahui, sejumlah peralatan senjata dan tempur ikut dikerahkan di Bali saat ini demi menjaga pemindahan Bali Nine.
Fakta di lapangan menunjukkan, saat ini
ada 3 pesawat tempur Sukhoi, F16, CN-295, yang selalu siaga di Base Ops
Lanud Ngurah Rai Bali. Belum lagi TNI dari Kodam IX Udayana akan
mengerahkan 2 panser anoa lengkap dengan pasukan dari Raider dan
Kavileri.
Sementara dari Polda Bali akan
mengerahkan 2 mobil baracuda, serta berbagai kendaraan penunjang
lainnya. Masing-masing pasukan pengamanan baik dari Polda Bali maupun
dari Kodam IX Udayana membawa senjata lengkap.
"Pemerintah tidak sembarangan
mengerahkan berbagai peralatan senjata. Karena kalau sudah dikerahkan
pasti ada indikasi ke arah sana," tuturnya.
Menurut Sudiartana, selama ini ada kesan
jika eksekusi itu ditunda-tunda atau diulur-ulur. "Itu bukan
diulur-ulur, melainkan segala sesuatu harus dipersiapkan dengan baik.
Indonesia tidak terpengaruh oleh diplomasi yang merongrong kedaulatan
bangsa," imbuhnya.Credit JPNN.com