Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan - inilahcom
CB, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung penuh upaya pengembangan pesawat canggih R 80 produksi anak bangsa. Pemprov juga mendorong para pengusaha untuk menyimpan saham dalam pembangunan pesawat gagasan mantan Presiden BJ Habibie tersebut.
"Kami dukung pengusaha menyimpn saham di R 80 agar lebih kuat pengembangannya," jelas Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.
Menurut dia jika kekuatan pengusaha dari Kadin Jabar yang real mendukung pembuatan pesawat tersebut akan sangat bagus. Pemprov Jabar, papar dia, masih melakukan pembicaraan terkait rencana penyimpanan saham dalam pembangunan pesawat tersebut.
"Ini masih berlanjut kami masih diskusi terkait kemungkinan membeli saham," ujar Aher, sapa akrab Ahamd Heryawan.
Aher berharap pemerintah pusat turut mendukung pengembangan pesawat dalam negeri gagasan PT RAI. "Ini sebetulnya level pusat. Tapi kami terus dorong karena pembangunan pesawat itu di Jabar," papar dia.
Komisaris PT RAI Ilham Habibie menuturkan proyek pembuatan pesawat R 80 masih dalam tahap design awal atau 'pre limanary design', yakni bisnis dan teknis. "Investasi terbesar saat design dan pengujian," ungkap dia.
Ilham mengatakan, pihaknya datang ke Pemprov Jabar belum lama ini untuk meminta dukungan untuk mempermudah link ke ITB, Departemen Perhubungan udara dan laboratorium Puspitek.
"Contohnya membuat model, terowongan angin, ada di Puspitek. Ini perlunya fasilitas dari Pemprov Jabar," terang dia.
"Kami juga menerima pesanan pesawat R 80 tersebut sebanyak 155 proyek. Semua pemesanan, dari maskapai swasta dari Indonesia. Untuk tahap awal, investasi yang dibutuhkan masih kecil hanya 10 juta dolar Amerika. Namun, tahap selanjutnya dana yang dibutuhkan mencapai 700 juta dolar Amerika," tutur dia.
"Terkait tawaran kepemilikan saham ke Jabar saat ini belum. Mungkin, di tahap berikutnya. Tapi, instrumen finansialnya, banyak sebenarnya tak hanya saham saja," imbuh dia.
Menurut Ilham, pesawat R 80 mulai produksi tahun 2019 karena hingga saat ini baru membuat pesawat hanya untuk komersil. "Kalau pesawat militer, kemungkinan dikembangkan nanti 2020," tandas dia.
Credit INILAH.COM