Ilustrasi penyelidikan kasus dugaan pembunuhan Jamal Khashoggi. (Reuters/Kemal Aslan)
Committee to Protect Journalists (CPJ), Human Rights Watch (HRW), Amnesty International, dan Reporters Without Borders (RSF) menganggap penyelidikan oleh PBB lebih dapat memberikan titik terang pada keberadaan Khashoggi.
Hingga kini, jejak Khashoggi masih belum terlacak. Ia menghilang setelah masuk ke dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.
"Turki harus meminta PBB menggagas penyelidikan yang cepat, kredibel, dan transparan," ujar Direktur Eksekutif CPJ, Robert Mahoney, dalam pernyataan resmi yang dikutip AFP, Jumat (19/10).
Sejak jurnalis pengkritik Saudi itu menghilang, Turki memang sudah menggelar penyelidikan. Sejumlah media bahkan sudah mengutip sumber keamanan yang mengatakan Khashoggi diduga dimutilasi saat sedang diinterogasi di konsulat.
Namun, Mahoney menganggap penyelidikan dari satu atau dua negara terkait saja tidak cukup dalam mengungkap kasus sebesar ini.
"Keterlibatan PBB adalah jaminan terbaik terhadap upaya menutup-nutupi Saudi atau upaya dari pemerintah lain untuk menutupi isu tersebut demi hubungan bisnis menguntungkan dengan Saudi," tutur Mahoney.
Dalam konferensi pers di markas PBB, keempat kelompok itu mengatakan bahwa bukti yang dihimpun oleh tim PBB nantinya dapat membantu upaya penyelidikan.
Mereka mendesak agar tim PBB itu diberikan akses ke semua saksi atau tersangka, juga memiliki kewenangan untuk merekomendasikan pihak yang diduga bertanggung jawab.
"Penjelasan parsial dan penyelidikan sepihak Arab Saudi, yang diduga terlibat, tidak cukup baik. Hanya PBB yang memiliki kredibilitas dan independensi yang dibutuhkan untuk mengungkap dalang di balik penghilangan paksa Khashoggi dan menuntut pertanggungjawaban mereka," kata Direktur HRW, Louis Charbonneau.
"Keluarga Jamal Khashoggi dan dunia berhak mengetahui kebenaran penuh mengenai apa yang terjadi padanya."
Jamal Khashoggi menghilang setelah masuk ke dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. (Reuters/Murad Sezer)
|
"Tanpa penyelidikan kredibel dari PBB, akan selalu ada kecurigaan atas Arab Saudi, tak peduli para pemimpinnya sudah menjelaskan bagaimana Khashoggi menghilang," ucap Tadros.
Sekretaris Jenderal RSF, Christophe Deloire, pun menganggap PBB harus terlibat dalam upaya pengungkapan fakta untuk menunjukkan komitmen kuat badan tersebut dalam memerangi kejahatan terhadap jurnalis.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, sendiri sudah mengatakan bahwa dunai harus tahu kebenaran dalam kasus Khashoggi. Ia khawatir kasus seperti ini lama-lama menjadi kebiasaan baru.
Namun, Duta Besar Inggris untuk PBB, Karen Pierce, mengatkan bahwa lembaga internasional itu baru dapat menyelidiki kasus Khashoggi jika sudah ada permintaan. Ia ragu Saudi mau menerima itu.
"Saya rasa yang paling penting adalah ada introspeksi di dalam sistem Saudi mengenai insiden mengerikan ini," katanya.
Credit cnnindonesia.com