Ilustrasi (REUTERS/Pichi Chuang)
Tsai menggambarkan situasi keamanan wilayahnya terus memanas terutama setelah Beijing meningkatkan "serangan" untuk membendung upaya Taiwan meraih kedaulatan, salah satunya dengan terus mendesak negara-negara memutus hubungan diplomatik dengan Taipei.
"Karena Taiwan berada di garis depan Pasifik Barat, kami selalu mengalami tekanan yang luar biasa," kata Tsai dalam pidatonya menyambut Hari Kemerdekaan Taiwan, Rabu (10/10).
"Serangan diplomatik dan militer China secara unilateral tidak hanya merusak hubungan lintas selat. Mereka juga telah secara serius menentang status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan."
Dalam kesempatan itu, Tsai mendesak otoritas China agar tidak "menjadi sumber konflik, tetapi memainkan peran positif di kawasan dan dunia."
Taiwan mengaku sebagai negara yang berdaulat dan memiliki sistem politik, keuangan, dan hukum sendiri sejak 1949 lalu. Namun, hingga kini, wilayah itu tidak pernah benar-benar mendeklarasikan berpisah dari China.
Relasi antara Beijing dan Taipei terus memanas terutama sejak Tsai menjabat pada Mei 2016 lalu.
Wilayah Taiwan (REUTERS/Tyrone Siu)
|
China kerap memprotes negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Beijing dan Taiwan secara bersamaan. Tekanan dari negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini cukup efektif membuat negara-negara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Sejak Tsai berkuasa, lima negara baru memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan akibat tekanan China. Hingga saat ini hanya tersisa 17 negara yang masih mengakui Taiwan sebagai negara secara diplomatik.
Baru-baru ini, China juga terus meningkatkan latihan militer di sekitar Taiwan. Tak hanya itu, Beijing pun berhasil menekan sejumlah perusahaan internasional untuk memasukan Taiwan sebagai bagian dari China dalam sejumlah situs resminya.
Dalam pidatonya, Tsai berjanji tidak akan memperburuk ketegangan Taiwan dengan China. Meski begitu, dia bersumpah akan terus menjaga keamanan nasional dan hubungan diplomatik Taiwan dengan negara lain demi "kepentingan strategis yang tak dapat tergantikan."
"Saya tidak akan terprovokasi dalam konfrontasi atau konflik yang membahayakan hubungan lintas selat. Saya juga tidak akan menyimpang dari kehendak rakyat dan mengorbankan kedaulatan Taiwan," papar Tsai seperti dikutip AFP.
"Strategi respons yang efektif harus berakar pada kekuatan nasional."
Credit cnnindonesia.com