Khashoggi dilaporkan dibunuh dibunuh di konsulat Saudi.
CB,
WASHINGTON -- Kasus hilangnya Jamal Khashoggi (60 tahun), seorang
jurnalis asal Arab Saudi, tengah menjadi sorotan. Ia, yang mendatangi
gedung konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober,
belum diketahui keberadaan dan kondisinya hingga kini. Beredar kabar ia
dibunuh di dalam gedung konsulat, walaupun hal itu telah dibantah oleh
Saudi.
Khashoggi adalah seorang kolumnis di
the Washington Post. Jason Rezaian, rekannya di
Washington Post menulis bahwa Khashoggi kerap membuat tulisan tajam dan penuh kritik, terutama untuk negaranya sendiri, yakni Saudi.
"Tapi
terlepas dari kritiknya terhadap tanah airnya, Jamal secara konsisten
menyatakan cintanya dan keinginannya untuk kembali, selalu mengulangi
keyakinannya bahwa Arab Saudi dapat dan akan melakukan yang lebih baik,”
kata Rezaian, dikutip laman
Aljazirah, Senin (8/10).
Khashoggi
menetap di AS setelah menyadari keberadaanya tak lagi diterima di
Saudi. Itu merupakan konsekuensi yang harus diterimanya karena kerap
mengkritik kebijakan-kebijakan yang diadopsi negaranya.
Editor Khashoggi di
Washington Post,
Karen Attiah, mengatakan tidak akan membiarkan kasus hilangnya
Khashoggi berlalu begitu saja. Sependapat dengan Rezaian, Attiah
mengatakan Khashoggi memang sangat mencintai negaranya.
“Sebagai
editornya, saya dapat mengatakan bahwa apa yang muncul dalam percakapan
dengannya adalah betapa jujur dia mencintai Arab Saudi dan rakyatnya,
serta merasa bahwa adalah tugasnya untuk menulis apa yang dia lihat
sebagai kebenaran tentang masa lalu, masa sekarang, dan masa depan
kerajaan (Saudi),” ucapnya.
Kepala redaksi situs berita
Middle East Eye,
David Hearst mengutarakan hal tak jauh berbeda dengan Attiah dan
Rezaian. Ia mengatakan Khashoggi merupakan seorang warga Saudi yang
setia kepada negaranya. “Dia tidak menganggap dirinya seorang
pembangkang,” ujarnya.
Ia mengingat bahwa Khashoggi pernah
mengomentari tentang rencana reformasi ekonomi Saudi. “Dia mengatakan,
Anda tidak dapat memiliki reformasi ekonomi kecuali Anda memiliki
reformasi poltik. Ini adalah pandangan dari seorang reformis, bukan
revolusioner,” kata Hearst.
Namun ia menyayangkan sikap
Pemerintah Saudi. Menurutnya, kritik-kritik yang dilayangkan Khashonggi
bersifat moderat dan tidak frontal. Tapi kritik-kritik itu tak dapat
diterima dengan baik oleh Saudi.
Bill Law, seorang analis
Timur Tengah mengatakan Khashoggi adalah pribadi sekaligus pribadi yang
baik. “Ini adalah suara dan kritik yang masuk akal serta komentar bijak
bahwa putra mahkota Saudi (Pangeran Mohammed bin Salman) harus
mendengarkan,” katanya.
Sebelumnya, Asosiasi Media
Turki-Arab (TAM) meyakini jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi tewas
dibunuh di gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul, Turki. Mereka
mengklaim memiliki bukti pembunuhan tersebut.
“Kami
mendapat konfirmasi informasi kemarin (pada Sabtu). Memang benar bahwa
Jamal Khashoggi dibunuh,” ujar kepala TAM Turan Kislakci saat berbicara
kepada awak media di depan gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul
pada Ahad (7/10), dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut
informasi yang didapatkan Kislakci, Khashoggi dibunuh dengan cara yang
brutal. Kendati demikian, ia belum mengungkapkan siapa sumber
informasinya dan bagaimana dia mendapatkan informasi tersebut.
Konsulat
jenderal Saudi, melalui akun Twitter resminya, telah menolak klaim
bahwa Khashoggi tewas dibunuh saat mendatangi gedung konsulat. “Seorang
sumber resmi di konsulat telah membantah tudihan yang dilaporkan
Reuters, yang dikaitkan dengan pernytaan pejabat Turki bahwa warga
negara Saudi, Jamal Khashoggi, tewas di konsulat Saudi di Istanbul,”
katanya.