Kasus ini mungkin akan memperdalam perpecahan antara Turki dan Arab Saudi.
CB,
ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (8/10)
meminta Riyadh membuktikan klaimnya yang mengatakan wartawan Arab Saudi
Jamal Khashoggi telah meninggalkan konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Khashoggi sebelumnya dinyatakan hilang sejak pekan lalu.
Hilangnya
Khashoggi, yang pernah menjadi seorang editor surat kabar terkemuka di
Arab Saudi, telah memicu kekhawatiran global. Beberapa sumber di Turki
mengatakan pihak berwenang yakin Khashoggi terbunuh di dalam konsulat.
Khashoggi meninggalkan Arab Saudi tahun lalu. Ia mengatakan ia
khawatir akan adanya ancaman karena kritik tajamnya terhadap kebijakan
Saudi dalam perang Yaman dan penindasan Saudi terhadap perbedaan
pendapat di dalam negeri.
Khashoggi diketahui memasuki
konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Selasa (2/10) lalu untuk
mendapatkan dokumen bagi rencana pernikahannya. Para pejabat Saudi
mengatakan Khashoggi pergi tidak lama kemudian. Namun tunangannya, yang
menunggu di luar gedung konsulat, mengatakan dia tidak pernah keluar.
"Kami
harus mendapatkan hasil dari penyelidikan ini sesegera mungkin. Para
pejabat konsulat tidak dapat menyelamatkan diri mereka hanya dengan
mengatakan 'dia (Khashoggi) telah pergi'," kata Erdogan dalam sebuah
konferensi pers di Budapest.
Erdogan, yang mengatakan dia
secara pribadi terus mengikuti kasus tersebut, menambahkan Turki tidak
memiliki dokumen atau bukti mengenai kasus itu. Dua sumber Turki
mengatakan kepada pemerintah Turki Khashoggi diduga sengaja dibunuh di
dalam konsulat. Pandangan serupa juga disampaikan oleh salah satu
penasihat Erdogan, Yasin Aktay, yang juga teman dekat Khashoggi.
Pejabat
Saudi di konsulat membantah Khashoggi telah terbunuh di dalam gedung
dan mengatakan tuduhan itu tidak berdasar. Konsulat juga membantah
Khashoggi telah diculik.
NTV melaporkan pada Senin
(8/10), Turki telah meminta izin melakukan penyelidikan di konsulat
Arab Saudi di Istanbul. Seorang pejabat Turki juga mengatakan utusan
Arab Saudi untuk Ankara telah dipanggil ke kementerian luar negeri untuk
kedua kalinya pada Ahad (7/10).
"Telah disampaikan kepadanya kami mengharapkan koordinasi penuh dalam proses penyelidikan," kata pejabat itu.
Pada
Ahad (7/10), Erdogan mengatakan pihak berwenang akan memeriksa kamera
pengawas di bandara sebagai bagian dari proses penyelidikan. Konsulat
Arab Saudi di Istanbul telah mengizinkan wartawan
Reuters untuk memasuki gedung pada Sabtu (6/10) dalam upaya untuk menunjukkan Khashoggi tidak ada di tempat itu.
Presiden
Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut menyampaikan keprihatinan
pemerintahannya atas hilangnya Khashoggi. Ia mengaku sangat terganggu
oleh laporan tentang nasib jurnalis tersebut.
"Saya
khawatir tentang hal itu. Saya tidak suka mendengar tentang hal itu. Dan
semoga masalah itu dapat diselesaikan. Sekarang tidak ada yang tahu
tentang kasus itu, tetapi ada beberapa cerita buruk yang terdengar. Saya
tidak suka itu," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Khashoggi
sering terlihat di acara bincang-bincang politik di jaringan televisi
satelit Arab sebagai bintang tamu. Ia juga pernah menjadi penasihat
Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala intelijen, dan duta besar Saudi
untuk AS dan Inggris.
Kasus ini mungkin akan memperdalam
perpecahan antara Turki dan Arab Saudi. Hubungan keduanya telah
merenggang setelah Turki mengirim pasukan ke Qatar tahun lalu setelah
sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, memberlakukan embargo terhadap
Doha.