TEHERAN
- Iran pada awal pekan ini meluncurkan serangan tujuh drone dan enam
rudal balistik bepresisi terhadap beberapa sasaran teroris di wilayah
Abu Kamal, Suriah. Teheran menyatakan serangan balas dendam untuk
pembantaian terhadap parade militer di Ahvaz itu merupakan "sinyal"
untuk Amerika Serikat (AS).
Parade militer Iran di Ahvaz pada 22 September 2018 diserang empat pria bersenjata berseragam militer palsu. Lebih dari 20 orang tewas, termasuk 12 personel Garda Revolusi Republik Islam (IRGC).
Parade militer Iran di Ahvaz pada 22 September 2018 diserang empat pria bersenjata berseragam militer palsu. Lebih dari 20 orang tewas, termasuk 12 personel Garda Revolusi Republik Islam (IRGC).
Sekretaris
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani menyatakan bahwa
serangan rudal Iran terhadap militan di Suriah mencapai target yang
jaraknya hanya beberapa kilometer dari posisi pasukan AS.
"Pasukan dirgantara kami mengirim Anda (Amerika) sinyal penting ketika mereka menembakkan roket ke fasilitas (target), tiga mil (sekitar 5 km) dari Anda," kata Shamkhani, seperti dikutip dari kantor berita Tasnim, Kamis (4/10/2018).
Teheran sebelumnya mengklaim serangan rudalnya itu menewaskan sekitar 40 pentolan ISIS, kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian di parade militer di Ahvaz.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, sekitar 40 pemimpin puncak ISIS tewas dalam serangan ini," kata Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Kepala Divisi Angkatan Udara IRGC.
"Salah satu yang menarik dari operasi ini adalah pasukan Quds telah memberikan intelijen yang dibutuhkan untuk serangan tersebut."
Shamkhani menyarankan Amerika Serikat untuk menjawab mengapa pasukannya ditempatkan tiga mil dari basis ISIS di Suriah.
Sementara itu, panglima Angkatan Darat Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Moussavi mengatakan kepada wartawan bahwa Teheran akan membuat musuh-musuhnya menyesali tindakan mereka.
"Pasukan dirgantara kami mengirim Anda (Amerika) sinyal penting ketika mereka menembakkan roket ke fasilitas (target), tiga mil (sekitar 5 km) dari Anda," kata Shamkhani, seperti dikutip dari kantor berita Tasnim, Kamis (4/10/2018).
Teheran sebelumnya mengklaim serangan rudalnya itu menewaskan sekitar 40 pentolan ISIS, kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian di parade militer di Ahvaz.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, sekitar 40 pemimpin puncak ISIS tewas dalam serangan ini," kata Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Kepala Divisi Angkatan Udara IRGC.
"Salah satu yang menarik dari operasi ini adalah pasukan Quds telah memberikan intelijen yang dibutuhkan untuk serangan tersebut."
Shamkhani menyarankan Amerika Serikat untuk menjawab mengapa pasukannya ditempatkan tiga mil dari basis ISIS di Suriah.
Sementara itu, panglima Angkatan Darat Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Moussavi mengatakan kepada wartawan bahwa Teheran akan membuat musuh-musuhnya menyesali tindakan mereka.
"Kami
akan melakukan pukulan yang lebih kuat dan lebih berat sebagai balasan
atas serangan di sisi lain. Kami bisa melakukan serangan kapan saja dan
di mana saja," katanya seperti dikutip kantor berita Fars.
Selain ISIS, Gerakan Demokrasi Arab Patriotik di Ahvaz yang terkait dengan Arab Saudi juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di Ahvaz. Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menyalahkan sekutu-sekutu AS di Timur Tengah atas insiden di Ahvaz.
Selain ISIS, Gerakan Demokrasi Arab Patriotik di Ahvaz yang terkait dengan Arab Saudi juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di Ahvaz. Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menyalahkan sekutu-sekutu AS di Timur Tengah atas insiden di Ahvaz.
Credit sindonews.com