Kamis, 04 Oktober 2018

Iran Sebut Serangan Rudalnya di Suriah 'Sinyal' untuk AS



Iran Sebut Serangan Rudalnya di Suriah Sinyal untuk AS
Rudal-rudal balistik Iran yang ditembakkan ke wilayah Suriah, Senin (1/10/2018). Serangan ini sebagai balas dendam atas serangan terhadap parade militer Iran di Ahvaz. Foto/IRGC

TEHERAN - Iran pada awal pekan ini meluncurkan serangan tujuh drone dan enam rudal balistik bepresisi terhadap beberapa sasaran teroris di wilayah Abu Kamal, Suriah. Teheran menyatakan serangan balas dendam untuk pembantaian terhadap parade militer di Ahvaz itu merupakan "sinyal" untuk Amerika Serikat (AS).

Parade militer Iran di Ahvaz pada 22 September 2018 diserang empat pria bersenjata berseragam militer palsu. Lebih dari 20 orang tewas, termasuk 12 personel Garda Revolusi Republik Islam (IRGC).

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani menyatakan bahwa serangan rudal Iran terhadap militan di Suriah mencapai target yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari posisi pasukan AS.

"Pasukan dirgantara kami mengirim Anda (Amerika) sinyal penting ketika mereka menembakkan roket ke fasilitas (target), tiga mil (sekitar 5 km) dari Anda," kata Shamkhani, seperti dikutip dari kantor berita Tasnim, Kamis (4/10/2018).

Teheran sebelumnya mengklaim serangan rudalnya itu menewaskan sekitar 40 pentolan ISIS, kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian di parade militer di Ahvaz.

"Berdasarkan informasi yang kami terima, sekitar 40 pemimpin puncak ISIS tewas dalam serangan ini," kata Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Kepala Divisi Angkatan Udara IRGC.

"Salah satu yang menarik dari operasi ini adalah pasukan Quds telah memberikan intelijen yang dibutuhkan untuk serangan tersebut."

Shamkhani menyarankan Amerika Serikat untuk menjawab mengapa pasukannya ditempatkan tiga mil dari basis ISIS di Suriah.

Sementara itu, panglima Angkatan Darat Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Moussavi mengatakan kepada wartawan bahwa Teheran akan membuat musuh-musuhnya menyesali tindakan mereka.

"Kami akan melakukan pukulan yang lebih kuat dan lebih berat sebagai balasan atas serangan di sisi lain. Kami bisa melakukan serangan kapan saja dan di mana saja," katanya seperti dikutip kantor berita Fars.

Selain ISIS, Gerakan Demokrasi Arab Patriotik di Ahvaz yang terkait dengan Arab Saudi juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di Ahvaz. Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menyalahkan sekutu-sekutu AS di Timur Tengah atas insiden di Ahvaz. 




Credit  sindonews.com