Langkah awal akan dimulai dari menarik senjata api dan mengurangi pos penjagaan
CB,
SEOUL - Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) mengadakan
pembicaraan tiga arah pertama dengan United Nations Command (UNC) pada
Selasa (16/10), untuk membahas demiliterisasi di perbatasan. Pertemuan
ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan puncak antara para pemimpin
kedua negara itu di ibu kota Korut, Pyongyang, bulan lalu.
Kedua pemimpin tersebut sepakat untuk mengadakan pembicaraan dengan
UNC untuk memuluskan jalan guna mendemiliterisasi salah satu perbatasan
paling dijaga di dunia. Kewenangan UNC tumpang tindih dengan pasukan AS
di Korsel dan turut mengawasi urusan di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang
memisahkan kedua Korea.
Pertemuan dengan UNC berlangsung
selama sekitar dua jam di desa perbatasan Panmunjeom. Pertemuan dipimpin
oleh para pejabat militer pangkat kolonel dari kedua belah pihak, serta
sekretaris Komisi Gencatan Senjata Militer UNC, Burke Hamilton.
"Mereka
membahas masalah praktis mengenai langkah-langkah demiliterisasi yang
akan dilakukan di masa depan," kata Kementerian Unifikasi Korsel dalam
sebuah pernyataan.
Langkah-langkah awal akan dimulai dari
menarik senjata api dan mengurangi pos penjagaan untuk mengurangi jumlah
personil, serta menyesuaikan peralatan pengawasan. Pembicaraan tiga
arah akan digunakan untuk diskusi lebih lanjut.
Jenderal
Vincent Brooks, yang memimpin UNC, mengatakan perundingan tersebut
dirancang untuk menggunakan cara-cara yang ada dalam mengelola masalah
di sepanjang DMZ. Tujuannya adalah untuk mencoba mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh kedua Korea.
"Saya terdorong oleh
dialog produktif dan trilateral ini," kata Brooks dalam sebuah
pernyataan. Ia menambahkan, pertemuan-pertemuan mendatang akan membahas
mengenai langkah-langkah yang telah dilakukan kedua belah pihak.
Korut
dan Korsel secara teknis masih berperang, karena Perang Korea 1950-53
berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Sebagai
langkah awal, keduanya akan menutup 11 pos penjagaan dalam jarak 1 km
dari Garis Demarkasi Militer di perbatasan mereka pada akhir tahun ini.
Mereka
mulai memindahkan ranjau darat di beberapa daerah kecil bulan ini dan
akan membangun jalan untuk proyek percontohan yang ditetapkan pada April
untuk menggali sisa-sisa tentara yang hilang di Perang Korea.
Kedua
pihak juga akan menarik semua senjata api dari Joint Security Area
(JSA) di Panmunjeom, memangkas 35 jumlah personil masing-masing yang
ditempatkan di sana, dan berbagi informasi tentang peralatan pengawasan.
Wisatawan
juga akan diizinkan masuk ke JSA. Langkah-langkah itu akan mengubah
perbatasan menjadi tempat perdamaian dan rekonsiliasi.