Sebelumnya, AS menghentikan pendanaan terhadap Badan PBB untuk Pengungsi Palestina.
CB,
WASHINGTON -- Paket bantuan militer yang ditandatangani Amerika Serikat
(AS) dan Israel pada 2016 telah diberlakukan. Kesepakatan yang
ditandatangani pada era pemerintahan Barack Obama itu akan memberikan
Israel dana bantuan sebesar 38 miliar dolar AS antara 2019 hingga 2028.
"Ketika kami memasuki tahun fiskal baru, periode 10 tahun dari nota
kesepahaman senilai 38 miliar dolar AS yang ditandatangani AS dan Israel
pada 2016 dimulai," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS
Heather Nauert dalam sebuah pernyataan tertulis pada Selasa (2/10),
dikutip laman
Anadolu Agency.
"Berdasarkan
ketentuan nota kesepahaman, AS akan mengatur pendanaan untuk Israel pada
tingkat 3,3 miliar dolar dalam pembiayaan militer asing dan 500 juta
dolar untuk program kerja sama pertahanan rudal selama masing-masing 10
tahun mendatang," kata Nauert.
Menurutnya, pelaksanaan nota
kesepahaman itu mencerminkan komitmen abadi dan tak tergoyahkan dari
presiden, pemerintah, dan rakyat AS terhadap keamanan Israel. "AS tanpa
syarat menegaskan hak Israel untuk membela diri dan nota kesepahaman ini
adalah demonstrasi konkret dari komitmen kami untuk kemampuan Israel
guna mempertahankan diri dengan keunggulan militer kualitatif atas semua
musuh regional potensial," ujar Nauert.
Keputusan AS
mengucurkan dana bantuan militer untuk Israel tentu menyakiti rakyat
Palestina. Sebab belum lama ini Washington memutuskan menghentikan
pendanaan atau kontribusi terhadap Badan PBB untuk Pengungsi Palestina
(UNRWA).
Keputusan itu tak pelak membuat UNRWA mengalami
krisis. Sebab bagaimanapun, AS merupakan penyandang dana terbesar bagi
UNRWA, dengan kontribusi rata-rata mencapai 300 juta dolar per tahun.
Tanpa
kontribusi dari AS, UNRWA harus berupaya mencari sumber dana dari
berbagai pihak, mencakup negara dan individu. Hal itu agar
program-program UNRWA yang menaungi 5 juta pengungsi Palestina dapat
tetap terlaksana.
UNRWA mengatakan akan menerima dana
bantuan sebesar 118 juta dolar AS. Dana tersebut merupakan hasil
sumbangan dari beberapa negara, seperti Kuwait, Jerman, Irlandia,
Norwegia, dan Uni Eropa. Dengan dana tersebut, UNRWA masih harus mencari
dana sebesar 68 juta dolar AS guna mengamankan program-programnya untuk
pengungsi Palestina.