Selasa, 04 September 2018

Takut Sanksi AS, Jepang akan Hentikan Impor Minyak dari Iran


Semburan api pada platform produksi minyak di ladang minyak Soroush, di Teluk Persia, Iran, 25 Juli 2005.[Reuters]
Semburan api pada platform produksi minyak di ladang minyak Soroush, di Teluk Persia, Iran, 25 Juli 2005.[Reuters]

CB, Jakarta - Distributor utama minyak Jepang akan menghentikan impor minyak mentah dari Iran pada Oktober dan beralih ke produsen lain di Timur Tengah, untuk mematuhi sanksi dari AS.
Karena minyak Iran lebih murah dibandingkan dengan negara lain, pengalihan impor minyak akan meningkatkan biaya distributor dan dapat menyebabkan harga bensin lebih tinggi di Jepang, seperti dilaporkan Times of Japan, 3 September 2018.

Harga eceran rata-rata untuk satu liter bensin reguler di Jepang di atas 150 Yen (Rp 20.000) sejak akhir Mei, sementara pada 27 Agustus, harga berkisar di 151.80 Yen (Rp 20.282).
Donald Trump telah menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir internasional 2015 yang ditandatangani antara Iran dan negara-negara besar lain, dan berujung pada penetapan kembali beberapa sanksi terhadap Iran, termasuk impor minyak.
AS menyerukan negara-negara dunia menghentikan impor minyak dari Iran pada 4 November dan akan mengenakan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang menolak mematuhi sanksi impor minyak Iran.

Iran Pasok 200 Ribu Barel Minyak
Jepang telah meminta pengecualian terhadap sanksi AS ini, karena impor minyak mentah Iran baru-baru ini sedang turun. Tapi distributor minyak utama membuat pengaturan untuk transportasi dan pembayaran lunas sebelum mengalihkan minyak Iran ke pemasok lain untuk menutup hilangnya pasokan Iran.
Selama masa sanksi anti-Iran sebelumnya, Jepang dan Korea Selatan, telah mendapat pengecualian yang memungkinkan mereka untuk membeli volume terbatas minyak Iran, seperti dilaporkan Sputniknews.

Pemimpin JXTG Nippon Oil & Energy Corp dan distributor minyak lainnya perlu memutuskan pada awal bulan ini apakah akan terus mengimpor minyak Iran pada waktunya untuk membuat pengaturan ulang yang diperlukan.
Langkah terbaru juga muncul ketika bank-bank besar Jepang bersiap untuk menghentikan transaksi yang terkait dengan Iran, yang akan menyulitkan distributor untuk memproses pembayaran bahkan jika mereka memutusukan untuk terus membeli minyak Iran.

Kurangnya sumber daya alam Jepang sangat bergantung pada impor energi. Dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 80 persen dari impor minyaknya berasal dari Timur Tengah.

Arab Saudi adalah pemasok minyak mentah terbesar Jepang pada tahun fiskal 2017, menyumbang 39 persen, sementara Iran di posisi keenam sekitar 5 persen.
Meskipun minyak Iran merupakan bagian yang relatif kecil dari total, para ahli industri mengatakan konsumen di Jepang mungkin harus membayar lebih untuk bensin dan produk-produk terkait minyak lainnya jika impor dari Iran dihentikan.





Credit  tempo.co