Belum jelas peran apa yang dimainkan Saudi dalam perjanjian damai tersebut.
CB,
RIYADH -- Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Presiden Eritrea
Isaias Afwerki menandatangani perjanjian damai di Arab Saudi pada Ahad
(16/9). Ini adalah kesepakatan damai kedua yang dicapai sejak Juli
antara negara Afrika yang pernah bertikai tersebut.
Para
pemimpin Ethiopia dan Eritrea menandatangani deklarasi perdamaian dan
persahabatan bersama pada 9 Juli lalu. Ini merupakan normalisasi
hubungan antara kedua negara yang mulai berperang pada 1998.
Perincian lebih lanjut dari perjanjian perdamaian yang
ditandatangani di kota Laut Merah Jeddah ini belum dipublikasikan oleh
pemerintah Saudi. "Kesepakatan itu akan memberikan kontribusi untuk
memperkuat keamanan dan stabilitas di kawasan itu secara luas," kata
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir di
Twitter.
Abiy
dan Afwerki menandatangani perjanjian di hadapan Raja Salman, Putra
Mahkota Mohammed bin Salman, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio
Guterres. Para pemimpin Ethiopia dan Eritrea menyampaikan penghargaan
mereka kepada Raja Salman dan putra mahkota atas dukungannya terhadap
kesepakatan damai itu.
Namun hingga saat ini masih
belum jelas peran apa yang dimainkan Arab Saudi dalam memperantarai
perjanjian damai yang dicapai dua bulan lalu. Tetangga Teluk Uni Emirat
Arab (UEA) mengatakan, negara itu membantu menyatukan Ethiopia dan
Eritrea.
Kantor berita
Reuters melaporkan
UAE secara pribadi telah memberikan penghargaannya untuk kesepakatan
itu. Para pemimpin Ethiopia dan Eritrea melakukan perjalanan ke UAE
setelah penandatanganan perjanjian Juli lalu untuk bertemu dengan Putra
Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammad bin Zayed al-Nahyan.