NEW YORK
- Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA kembali menyiapkan ekspedisi
lanjutan mengarungi Planet Mars. Kali ini Nasa menyiapkan robot yang
akan membawa misi menggali isi perut permukaan Planet Merah tahun 2018.
Seperti dilansir dari situs resmi NASA, robot rover terbaru mereka bernama InSight akan meneliti proses pembentukan bebatuan dan komponen alam lain di dalam Mars.
Ilmuwan NASA Bruce Banerdt mengatakan, perubahan interior planet bisa dibilang lebih pasif ketimbang yang ada di Bumi selama 300 miliar tahun terakhir.
“Karena lebih lambat, maka itu kita mesti kulik dan cari paham apakah Mars benar-benar menyimpan bukti yang otentik terkait pembentukan bebatuan yang ada di dalamnya,” kata Bandert
NASA menargetkan peluncuran InSight pada Mei 2018. Untuk saat ini, mereka tengah menyempurnakan beberapa fitur yang masih dikembangkan selama setahun terakhir.
InSight sendiri bakal menjadi robot pertama yang akan langsung terjun ke dalam perut Mars. Ia dibekali dengan berbagai instrumen canggih, seperti seismometer untuk mencatat gelombang seismik, sensor panas untuk bisa menggali isi Mars hingga kedalaman tiga meter, hingga transmisi radio untuk bisa berkomunikasi dengan Bumi.
Sebelumnya, InSight direncanakan akan diluncurkan pada tahun ini. Namun, peluncuran itu ditunda akibat adanya masalah teknis. Salah satunya adalah ada kebocoran pesawat yang merupakan peralatan penting dalam misi ini.
“Tujuan dari InSight sangat menarik. Dari sebab itu NASA dan CNES berencana untuk mengatasi tantangan teknis yang mungkin terjadi,” ujar John Grunsfeld, Associate Administrator NASA.
Rencananya, InSight meluncur dari pada 5 Mei 2018 dan mendarat di Mars 26 November 2018. Jika berhasil, InSight akan menjadi misi kedua sesudah rover Curiosity yang ditujukan untuk mempelajari permukaan Mars.
Seperti dilansir dari situs resmi NASA, robot rover terbaru mereka bernama InSight akan meneliti proses pembentukan bebatuan dan komponen alam lain di dalam Mars.
Ilmuwan NASA Bruce Banerdt mengatakan, perubahan interior planet bisa dibilang lebih pasif ketimbang yang ada di Bumi selama 300 miliar tahun terakhir.
“Karena lebih lambat, maka itu kita mesti kulik dan cari paham apakah Mars benar-benar menyimpan bukti yang otentik terkait pembentukan bebatuan yang ada di dalamnya,” kata Bandert
NASA menargetkan peluncuran InSight pada Mei 2018. Untuk saat ini, mereka tengah menyempurnakan beberapa fitur yang masih dikembangkan selama setahun terakhir.
InSight sendiri bakal menjadi robot pertama yang akan langsung terjun ke dalam perut Mars. Ia dibekali dengan berbagai instrumen canggih, seperti seismometer untuk mencatat gelombang seismik, sensor panas untuk bisa menggali isi Mars hingga kedalaman tiga meter, hingga transmisi radio untuk bisa berkomunikasi dengan Bumi.
Sebelumnya, InSight direncanakan akan diluncurkan pada tahun ini. Namun, peluncuran itu ditunda akibat adanya masalah teknis. Salah satunya adalah ada kebocoran pesawat yang merupakan peralatan penting dalam misi ini.
“Tujuan dari InSight sangat menarik. Dari sebab itu NASA dan CNES berencana untuk mengatasi tantangan teknis yang mungkin terjadi,” ujar John Grunsfeld, Associate Administrator NASA.
Rencananya, InSight meluncur dari pada 5 Mei 2018 dan mendarat di Mars 26 November 2018. Jika berhasil, InSight akan menjadi misi kedua sesudah rover Curiosity yang ditujukan untuk mempelajari permukaan Mars.
Credit sindonews.com