Kamis, 12 Oktober 2017

Malaysia Krisis Intoleransi, Kerajaan Turun Tangan


Malaysia Krisis Intoleransi, Kerajaan Turun Tangan




CB – Kerajaan Malaysia menyerukan harmoni persatuan dan agama di negaranya, setelah apa yang mereka gambarkan sebagai 'tindakan berlebihan' atas nama Islam. Seruan ini adalah sebuah intervensi yang jarang sekali dilakukan pihak Kerajaan, ke dalam urusan publik.
Kerajaan menyatakan keprihatinannya dalam beberapa bulan terakhir terkait dengan intoleransi di Malaysia, yang terdiri dari 60 persen Muslim, komunitas Buddha, Kristen dan Hindu yang cukup besar.


Dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita Bernama, kesembilan sultan dari Kerajaan Malaysia mengatakan bahwa orang-orang harus menghormati prinsip konstitusional bahwa Malaysia adalah negara multi etnis dan multi keyakinan.
"Dikhawatirkan, tindakan berlebihan beberapa individu akhir-akhir ini bisa melemahkan hubungan harmonis antara masyarakat berbagai ras dan agama," tulis pernyataan yang ditandatangani oleh Keeper of the Rulers' Seal, Syed Danial Syed Ahmad.
"The Rulers merasa isu harmoni memiliki implikasi yang dalam jika setiap tindakan yang terkait dan dilakukan atas nama Islam," katanya, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu, 11 Oktober 2017.
Pernyataan ini merujuk pada beberapa isu yang tengah ramai seperti pembukaan tempat binatu khusus Muslim di negara bagian Johor. Contoh lain yang menjadi berita utama di Malaysia dalam beberapa bulan terakhir termasuk larangan festival bir dan penyensoran film dan musik.

"Persatuan antara masyarakat multi-etnis dan multi-agama di Malaysia adalah kunci untuk memastikan stabilitas negara yang terus berlanjut," kata pernyataan tersebut.





Credit  viva.co.id