Senin, 16 Oktober 2017

18 negara bagian gugat Trump karena tarik subsidi Obamacare


18 negara bagian gugat Trump karena tarik subsidi Obamacare
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (REUTERS/Yuri Gripas)



Washington/San Francisco (CB) - Delapan belas negara bagian di Amerika Serikat menggugat pemerintahan Presiden Donald Trump, Jumat waktu AS, demi menghentikan Trump dalam memangkas komponen penting Obamacare, yakni subsidi untuk perusahaan asuransi yang membantu jutaan penduduk penghasilan rendah dalam membayar tanggungan kesehatan.

Gugatan ini bahkan diajukan sekalipun Trump mengundang para tokoh Demokrat untuk merundingkan kesepakatan ini.

Sehari setelah pemerintahannya berencana mengakhiri pembayaran Obamacare pekan depan, Trump menyatakan akan melucuti Obamacare secara bertahap.

Tindakannya ini memunculkan kekhawatiran bakal kacaunya pasar asuransi. Subsidi Obamacare tahun ini mencapai 7 miliar dolar AS dan diperkirakan naik menjadi 10 miliar dolar AS pada 2018.

"Sepanjang kekhawatiran atas subsidi ini, saya tidak akan membuat kaya perusahaan-perusahaan asuransi," kata Trump. "Mereka mangail keuntungan dari cara seperti itu".

Atas tindakannya mencabut subsidi Obamacare, Demokrat menuduh Trump sedang menyabotase hukum.

Untuk itu para pengacara Partai Demokrat di 18 negara bagian, termasuk Washington, D.C., mengajukan gugatan ke mahkamah federal di California, Jumat waktu AS.

Kedelapanbelas negara bagian itu adalah California, Connecticut, Delaware, Kentucky, Illinois, Iowa, Maryland, Massachusetts, Minnesota, New Mexico, New York, North Carolina, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, Virginia dan Washington.

Kedelapan belas negara bagian akan meminta pengadilan memaksa Trump membayar subsisi asuransi berikutnya.

"Tindakannya mencabut subsidi tanpa peringatan atau bahkan tanpa rencana mencegah kejatuhan adalah sembrono sekali. Ini semata upaya menghancurkan sistem," kata Jaksa Agung New York Eric Schneiderman seperti dikutip Reuters.



Credit  antaranews.com



Jaksa AS Tuntut Trump karena Cabut Obamacare


Jaksa AS Tuntut Trump karena Cabut Obamacare
Rencana ini datang setelah Trump memutuskan untuk mencabut Obamacare. Foto/Istimewa


NEW YORK - Jaksa Agung New York, Eric Schneiderman menyatakan, sebuah kelompok yang berisikan jaksa-jaksa di Amerika Serikat (AS) akan mengajukan tuntutan hukum kepada pemerintahan Donald Trump. Rencana ini datang setelah Trump memutuskan untuk mencabut Obamacare.

"Langkah yang diambil Trump tidak dapat diterima, kejam, dan tidak sah," kata Schneiderman, mengacu pada pengumuman Trump bahwa pemerintah AS tidak akan lagi mensubsidi layanan asuransai kesehatan di bawah nama Obamacare.

"Tuntutan hukum tersebut dimaksudkan untuk melindungi akses terhadap perawatan kesehatan berkualitas yang terjangkau," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (15/10).

Seperti diketahui, pada Jumat lalu Trump, menandatangani sebuah perintah eksekutif yang membuat warga Amerika lebih mudah untuk membeli asuransi kesehatan. Perintah eksekutif ini ditandatangani setelah kegagalan Republik mencabut Undang Undang Layanan Kesehatan atau Obamacare di Kongres.

Ini adalah langkah Trump yang paling konkret untuk membatalkan Obamacare sejak dia menjabat pada bulan Januari. Selama kampanye, Trump berjanji untuk membongkar kebijakan domestik mantan presiden Barack Obama.

"Biaya untuk sebuah Obamacare sangat keterlaluan, ini benar-benar menghancurkan segalanya," kata Trump pada sebuah upacara penandatanganan di Gedung Putih.

Dia mengatakan bahwa perintah tersebut "hanya permulaan" dan bahwa pemerintahannya akan melakukan tindakan tambahan. Dia mengatakan bahwa dia akan menekan Kongres dengan sangat kuat untuk menyelesaikan pencabutan dan penggantian Obamacare untuk selamanya.

Perintah Trump ditujukan untuk memudahkan usaha kecil bergabung bersama sebagai asosiasi lintas negara bagian untuk membeli rencana kesehatan yang lebih murah dan kurang resmi, namun mungkin menghadapi tantangan hukum.

Perintah tersebut juga berusaha mengubah batas era Obamacare pada rentang waktu orang dapat menggunakan rencana asuransi kesehatan jangka pendek, yang lebih murah namun hanya sedikit manfaat medisnya. Rencana tersebut saat ini terbatas pada tiga bulan. 







Credit  sindonews.com