Jakarta (CB) - Karpet merah absen saat penyambutan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama setiba di Hangzhou, China, untuk
menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 (G20), memicu spekulasi
negara tersebut mungkin memberikan hinaan diplomatik karena tidak suka
dengan pergerakan AS belakangan ini.
Obama tiba
Sabtu (3/9) siang, ia turun dari pesawat Air Force One melalui tangga
besi yang jarang digunakan, alih-alih tangga berkarpet mereah yang juga
diberikan untuk pemimpin negara lain, termasuk Perdana Menteri Jepang
Shinzo Abe.
Laman Straits Times menulis Obama
akhirnya menuju karpet merah, namun perlakuan berbeda itu serta argumen
petugas AS dan China mengenai protokol keamanan, menimbulkan pertanyaan
apakah ini hanya kesalahpahaman atau memang hinaan.
Pakar
hubungan AS-China dari Fudan University di Shanghai, Shen Dingli,
menyatakan rekam jejak China dan kecenderungan untuk memastikan protokol
tepat dilaksanakan, terutama untuk pimpinan tinggi negara lain,
menunjukkan perlakuan tersebut bisa jadi merupakan hinaan yang
disengaja.
Menurut Shen, kemungkinan alasan
perlakuan tersebut adalah ketidaksukaan terhadap dukungan AS untuk
pengadilan Den Haag yang menolak klaim China terhadap Laut China Selatan
serta terkait sistem pertahanan rudal di Korea Selatan.
“AS seharusnya paham mereka telah membuat China kesal,” kata Shen, dikutip dari Strait Times.
Kepada
The Guardian, Jorge Guajardo, mantan duta besar Mexico untuk China,
menyatakan berdasarkan pengalamannya menyambut presiden Mexico di
Beijing, perlakuan untuk Obama tersebut membuat dirinya yakin merupakan
“bagian hinaan yang diperhitungkan” dan mungkin juga “kartu nasionalis”
yang dimainkan oleh Presiden China Xi Jinping.
“Itu
hinaan. Cara untuk mengatakan ‘kau tahu, kau tidak seistimewa itu buat
kami’. Ini bagian dari arogansi baru, mendorong nasionalisme China,”
kata Guajardo.
Tetapi, pakar China-Korea Yu
Yingli, dari Shanghai Institute of International Affairs, mengatakan
China tidak akan memberi hinaan, namun itu adalah cara lain untuk
menunjukan keberatan terhadap AS.
“Menariknya,
AS dulu tidak begitu terpaku dengan protokol, tetapi sekarang tampaknya
sangat terpengaruh. Apakah ini ini artinya AS kurang percaya diri?” kata
Yu.
Surat kabar Hong Kong South China Morning
Post, mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri China yang tidak
disebutkan namanya, melaporkan bahwa AS memutuskan untuk tidak
menggunakan tangga.
“China menyediakan tangga
untuk setiap kepala negara, namun AS memprotes pengemudi tidak bisa
bahasa Inggris dan tidak mengerti instruksi keamanan dari AS,” kata juru
bicara tersebut.
China juga dikabarkan
menawarkan jasa penerjemah untuk duduk di sisi pengemudi namun ditolak
dan AS berkerass tidak memerlukan tangga yang disediakan pihak bandar
udara.
Sementara itu, analis di Singapura Li
Mingjiang menilai insiden karpet merah dan argumen petugas China dan AS
merupakan “masalah kecil dan tidak signifikan” yang tidak akan
memengaruhi hubungan kedua negara.
“Hal kecil seperti ini bisa terjadi saat kunjungan pemimpin ke negara mana pun,” kata dia.
Obama
menyatakan dia tidak kesal berlebihan mengenai masalah ini dan insiden
tersebut terjadi di kunjungan mana pun, ketika dimintai tanggapan saat
jumpa pers dengan PM Inggris Theresa May.
“Kadang
ketika delegasi (negara lain) datang ke AS, terkadang ada masalah
dengan prosedur keamanan dan protokol kami yang membuat mereka jengkel,
tapi tidak selalu dilaporkan,” tambah dia.
Credit ANTARA News