Senin, 18 Mei 2015

Pasukan khusus AS bunuh pemimpin senior ISIS


Pasukan khusus AS bunuh pemimpin senior ISIS
(REUTERS/Joe Skipper)
 
Washington (CB) - Pasukan khusus Amerika Serikat membunuh seorang pemimpin senior Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menangkap istrinya dalam sebuah penggerebekan di Suriah timur, umum Gedung Putih seperti dikutip AFP, hari ini.

Penyerbuan itu dilakukan atas perintah Presiden AS Barack Obama, kata juru bicara Gedung Putih urusan keamanan nasional, Bernadette Meehan.

"Tadi malam, atas perintah presiden, personel AS keluar dari Irak untuk melancarkan operasi di al-Amr di Suriah timur untuk menanggap pemimpin senior ISIS yang dikenal sebagai Abu Sayyaf dan istrinya Umm Sayyaf," kata sang juru bicara.

"Selama berlangsungnya operasi, Abu Sayyaf tewas ketika dia melawan pasukan AS."

Meehan menambahkan, "Umm Sayyaf telah ditangkap dan saat ini berada di tahanan militer AS di Irak."

"Operasi ini ditujukan untuk membebaskan seorang perempuan muda Yazidi yang menjadi budak pasangan itu. Kami berniat mempertemukan lagi dia dengan keluarganya sesegara mungkin," kata Meehan, yang adalah juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

Credit  ANTARA News


Pemimpin senior ISIS tewas di tangan militer AS

Washington (CB) - Pasukan khusus AS menewaskan seorang pemimpin senior kelompok ISIS di Suriah Timur, kata Menteri Pertahanan AS Ashton Carter pada Sabtu (16/5).

Serangan tersebut dilakasanakan atas arahan Presiden AS Barack Obama untuk melancarkan operasi di Suriah Timur guna menangkap seorang pemimpin terkenal ISIS yang dikenal dengan nama Abu Sayyaf dan istrinya Umm Sayyaf, kata Carter di dalam satu pernyataan.

"Abu Sayyaf tewas selama operasi ketika ia berhadapan dengan pasukan AS," kata pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua. Ia menambahkan Umm Sayyaf ditangkap.

Abu Sayyaf diduga oleh militer AS sebagai seorang pemimpin senior ISIS yang terlibat dalam mengawasi operasi gas dan minyak ISIS, sumber utama penghasilan bagi operasi harian ISIS.

Tak ada prajurit AS yang tewas atau cedera selama operasi tersebut, kata pernyataan itu.


Credit  ANTARA News