Seperti diberitakan Reuters, Kamis (14/5/2015), pernyataan ini menunjukkan sinyal dukungan NATO untuk memperkuat pasukan keamanan Afghanistan dalam melawan Taliban. Pemerintah Afghanistan sulit memerangi Taliban. Pasalnya, Taliban telah memperluas daerah serangan mereka.
Misi terbaru NATO diekspektasikan lebih kecil dibanding misi sekarang yang menurunkan 12 ribu tentara terlatih. Misi terbaru itu diduga akan dipimpin sipil termasuk tentara dan masyarakat sipil.
Puncak tertinggi bala bantuan tentara terjadi pada 2011, sekira 130 ribu tentara asing berada di Afghanistan. Namun, NATO menarik sebagian besar tentaranya pada akhir tahun 2014. NATO hanya meninggalkan sekira 12 ribu tentara lokal dan polisi untuk misi yang akan berakhir pada 2016.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Afghanistan Salahuddin Rabbani yang ikut dalam pertemuan NATO mengatakan, kedua pihak membahas rencana keuangan untuk menyokong pasukan keamanan Afghanistan.
"Ini adalah jaminan terbesar yang diberikan negara-negara NATO ke Afghanistan. Pada tahun-tahun ke depan mereka akan memperkuat pasukan pertahanan dan keamanan nasional Afghanistan," kata Salahuddin pada kesempatan yang sama.
Pada Maret 2015, Amerika Serikat (AS) secara resmi mengumumkan akan tetap membiayai pasukan keamanan Afghanistan paling sedikit 352.000 personil hingga 2017. AS akan menggelontorkan setidaknya USD4 miliar per tahun.
AS dan negara-negara donor lainnya berkomitmen untuk membiayai pasukan Afghanistan setidaknya hingga 2017. Pada pertemuan NATO 2016 di Warsawa, mereka akan memutuskan bagaimana cara membiayai Afghanistan setelah 2017.
"Kami harus terus melangsungkan bantuan keuangan internasional kepada pasukan keamanan Afghanistan sebab bila tidak mereka tidak akan mampu membayar gaji para pasukannya. Tidak akan ada seorang tentara pun yang berjuang gratis," kata perwakilan AS untuk NATO Douglas Lute.
Credit Okezone