Rabu, 13 Mei 2015

Dibubarkan, Utang Petral Jadi Tanggungan Pertamina


 
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (22/12/2014). Dwi Soetjipto menggelar pertemuan dengan unsur pimpinan KPK untuk membicarakan potensi dan pencegahan korupsi di tubuh Pertamina.


JAKARTA, CB — Seiring dengan likuidasi Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) beserta anak usahanya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memastikan, Pertamina akan menanggung semua utang Petral Group.

"Hal-hal yang terkait dengan kontrak Petral tentu saja, dan juga kewajibannya, akan menjadi kewajiban dan ikatan yang terjadi antara pihak ketiga dan Pertamina," kata Dwi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Dwi mengatakan, kontrak-kontrak yang sudah diteken oleh Petral Group akan dilanjutkan oleh Pertamina. Namun, dia memastikan, sebelum melanjutkan kontrak yang sudah ditandatangani Petral Group, Pertamina akan kaji ulang isi kontrak, dan renegosiasi kontrak akan dilakukan apabila dianggap perlu.

Sayangnya, direksi Pertamina tidak menyebutkan utang Petral Group. Namun, untuk aset yang dimiliki Petral dan dua anak usahanya, Direktur Keuangan Arief Budiman mengatakan bahwa totalnya sekitar 2 miliar dollar AS.

"Asetnya 2 miliar dollar AS, Petral, termasuk Pertamina Energy Services Pte Ltd (PES) dan Zambesi Investments Limited (Zil). Sisanya piutang dagang dan kas," kata Arief.


Credit  KOMPAS.com



Tanri Abeng: Pembubaran Petral, Langkah Terbaik..

 
Sakina Rakhma DiahSetiawan/ KOMPAS.com Tanri Abeng


JAKARTA, CB – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng ingin agar proses likuidasi Pertamina Energy Trading Ltd. (Petral), berserta anak usahanya bisa diawasi baik oleh regulator dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kuasa pemegang saham Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan masyarakat umum.

“Tentu dalam prosesnya ini harus kita padukan karena kita tidak mau setelah kita melakukan langkah likuidasi, kita dituntut oleh pihak-pihak yang lain. Jadi, proses kita lakukan, maka mudah-mudahan langkah kita tidak tersandung oleh masalah-masalah yang mungkin menjadi penghambat yang lain lagi,” ucap Tanri dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Tanri yang baru sepekan duduk di pucuk pimpinan Dewan Komisaris (Dekom) Pertamina mengatakan, pembubaran Petral Group merupakan langkah terbaik untuk meningkatkan efisiensi BUMN migas itu. Tanri mengungkapkan bukan tidak mungkin, setelah pembubaran Petral, akan lebih banyak lagi yang dilakukan Pertamina dalam mengejar efisiensi.

“Kalau saya mendefinisikan efisiensi adalah kemampuan Pertamina untuk bersaing secara efektif secara global. Ini challenging. Jadi kita tidak hanya mengukur kemampuan antara kita sendiri,” kata Tanri.

Atas dasar itu Dekom dan Dewan Direksi sepakat untuk melaksanakan struktur baru, dan sistem baru, sehingga tercipta transparansi dan akuntabilitas bisa tercapai. “Kami sepakat struktur baru, sistem baru, dan transparan. Dengan begitu, kami bisa diawasi oleh baik regulator, pemegang saham, maupun masyarakat,” tandas Tanri.



 Credit  KOMPAS.com