Senin, 18 Mei 2015

China-AS Ribut soal Wilayah yang Disengketakan

Menlu AS John Kerry. (Foto: Reuters)
Menlu AS John Kerry. (Foto: Reuters)
BEIJING  (CB) – Amerika Serikat (AS) dan China ribut soal konflik di Laut China Selatan. Menteri Luar Negeri China Wang Yi pun bertekad mempertahankan wilayah yang diklaim mereka itu sekuat mungkin.
Menlu Wang sama sekali tidak menuruti permintaan Menlu AS John Kerry yang meminta Pemerintah China mengurangi ketegangan di Laut China Selatan.
"Berkenaan dengan pembangunan di Kepulauan Nansha dan terumbu karang, wilayah ini masih berada di kedaulatan kami,” ungkap Wang kepada wartawan, seperti diberitakan Reuters, Sabtu (16/5/2015).
Wang mengeluarkan komentar itu setelah bertemu Kerry. China dan Filipina saling berebut sebuah wilayah di Laut China Selatan. Negeri Tirai Bambu menegaskan akan berusaha mengamankan apa yang menjadi hak mereka.
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa China bertekad menjaga kedaulatan dan integritas territorial dengan keras seperti batu. Ini adalah permintaan masyarakat terhadap pemerintah dan hak sah kami,” lanjutnya.


Credit  Okezone


AS Minta China Kurangi Ketegangan di Laut China Selatan

Menlu AS John Kerry dan Menlu China Wang Yi. (Foto: Reuters)
Menlu AS John Kerry dan Menlu China Wang Yi. (Foto: Reuters)
BEIJING  (CB) – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry bertemu Menlu China Wang Yi untuk membahas konflik di Laut China Selatan. Kerry meminta kepada China untuk mengurangi ketegangan di sana.
“Saya meminta kepada China melalui Menlu Wang untuk ikut bergabung membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan prospek mengenai mencari solusi yang tepat,” ungkap Kerry, seperti diberitakan Reuters, Sabtu (16/5/2015).
Dia mengatakan, Menlu Wang sudah sepakat wilayah itu membutuhkan diplomasi yang pintar untuk menyelesaikan code of conduct antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan China.
Gambar satelit terbaru menunjukkan bahwa sejak Maret 2014, China telah melakukan pekerjaan reklamasi di tujuh lokasi di Kepulauan Spratly dan membangun pangkalan udara militer berukuran besar. Filipina, salah satu sekutu AS, meminta segera melakukan tindakan.
Namun, Pemerintah China menolak keterlibatan AS. Bahkan, Negeri Tirai Bambu –julukan China– menuding AS coba memanfaatkan situasi tersebut dengan mendorong negara-negara lain menciptakan perilaku yang berbahaya.
Pemerintah China menegaskan, satu-satunya cara untuk mengurangi ketegangan dengan melakukan pembicaraan bilateral.



Credit  Okezone